Dark/Light Mode

Rais Syuriah PBNU Ajak Nahdliyin Solid Dukung 01

Belum Tentu 50 Tahun Lagi Ada Orang Banten Jadi Cawapres

Minggu, 7 April 2019 08:08 WIB
Cawapres nomor urut KH Maruf Amin saat berkunjung ke Pondok Pesantren Atthohiriyyah,  Banten, Sabtu (6/4). (Foto: Twitter KH Maruf Amin)
Cawapres nomor urut KH Maruf Amin saat berkunjung ke Pondok Pesantren Atthohiriyyah, Banten, Sabtu (6/4). (Foto: Twitter KH Maruf Amin)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kampanye di Banten, Ma’ruf Amin gandeng Rais Syuriah PBNU KH Manarul Hidayat. Targetnya, kaum nahdliyin solid bantu kemenangan di Banten.

Kemarin, cawapres 01 menghadiri silaturahmi akbar kiai, santri dan masyarakat Banten. Kegiatan digelar di Pondok Pesantren Moderat Atthohiriyah, Serang, Banten. Rais Syuriah PBNU KH Manarul Hidayat hadir di acara tersebut.

Acara ini sengaja digelar untuk menyolidkan dukungan ulama dan santri pada Paslon 01. Khususnya, warga nahdliyin yang tinggal di Banten. Kiai Manarul mengajak warga Banten mendukung Ma’ruf Amin.

Menurutnya, kehadiran Ma’ruf merupakan momentum langka bagi warga Banten. “Belum tentu 50 tahun lagi ada orang Banten jadi cawapres. Ini kesempatan yang luar biasa. Jangan disia-siakan,” ujarnya.

Selain itu, masyarakat Banten harus bersyukur karena Ma’ruf dipercaya untuk mendampingi Jokowi sebagai cawapres. Padahal, bisa saja Jokowi menjatuh- kan pilihan kepada yang lain.

Manarul mengatakan, Ma’ruf merupakan keturunan dari ulama Banten yang sangat dihormati, yaitu Syekh Nawawi Al Bantani. Dia ulama yang dihormati oleh masyarakat Banten. “Orang Banten, percaya Syekh Nawawi, masa ‘ora milih putune’ (Ma’ruf Amin),” ujarnya.

Baca juga : JK: Capres Tegang

Selain dukungan, dia mengajak warga Banten untuk titipkan pesan pada Ma’ruf. Pesannya, agar Ma’ruf mrnjaga keutuhan NKRI saat jadi wapres nanti. Baginya pesan tersebut sangat penting.

“Kita titip ke Kiai Ma’ruf bukan hanya titip ekonomi dan lain sebagainya. Tapi titip Indonesia jangan seperti Timur Tengah,” kata dia.

Dalam sambutannya, Ma’ruf mengawali dengan menepis hoaks yang beredar. Pertama, soal tudingan dia hanya jadi alat Jokowi meraih kekuasaan.

“Ada yang bilang, ah paling Kiai Ma’ruf jadi alat doang. Saya bilang memangnya saya pacul apa? Itu kelewatan,” tegas Ma’ruf.

Bahkan, ada isu yang menye- but dirinya akan diganti oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Kata dia, pergantian kepala negara prosesnya tidak mudah. Selain itu Basuki atau Ahok juga su- dah tidak bisa lagi menduduki jabatan itu karena pernah dipen- jara.

“Memangnya gampang gantinya? Memangnya RT?” kata dia.

Baca juga : Kemeja Jokowi Lepek

Ketua Umum MUI ini mengaku sebenarnya tidak mau menjadi cawapres. Dia lebih suka menjadi Rais Aam PBNU dan Ketua Majelis Ulama Indonesia. Di lembaga itu, dia tidak sesibuk sekarang. Setelah menjadi cawapres, Ma’ruf menjuluki dirinya “jarum super”. “Artinya, jarang di rumah sukanya pergi,” candanya.

Namun, dia menerima pinangan Jokowi. Baginya ini sebuah penghormatan pemimpin pada ulama. Apalagi setelah banyak ulama yang ikut mendesaknya untuk menjadi cawapres.

“Saya merasa ini penghormatan orang Banten. Makanya kalau orang Banten tidak pilih orang Banten, kabina-bina (keterlaluan),” ujar Ma’ruf.

Eks Rais Aam PBNU ini juga menjawab keraguan pihak- pihak tertentu terhadap kemampuan dirinya menjadi wapres. Khususnya keraguan yang muncul karena usianya yang disebut terlalu tua. Masalah umur, Ma’ruf mengatakan usia tua bukan berarti kemampuan seseorang menurun.

Dia mencontohkan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad yang menjabat dalam usia 93 tahun. Ma’ruf menggatakan umurnya belum setua Mahathir.

“Kalau soal tua, saya masih lebih muda dari Mahathir. Umurnya 93 tahun saat jadi perdana menteri, kalau saya kan belum sampai. 80 tahun saja belum,” kata Ma’ruf.

Baca juga : NU Marah, Uno Terima

Menurutnya, kalau yang 93 tahun aja berani jadi perdana menteeri. “Kenapa saya yang belum 80 tidak berani jadi wapres?” tambah dia.

Dia kemudian mengutip data dari World Health Organisation (WHO). Kategori tua menurut WHO pada rentang usia 80-100 tahun. Sementara dirinya baru menganjak usia 76 tahun.

Terkait peluang, Ma’ruf optimis bisa unggul jauh di Banten. Saat ini, Ma’ruf mengklaim, elektabilitasnya sudah unggul dari lawan. “Saya bilang suara di Banten sudah menang walaupun tipis,” katanya.

Pada Pilpres 2014, Jokowi dan Jusuf Kalla kalah di Banten. Ma’ruf ingin membalikkan keadaan itu pada Pilpres 2019 ini. “Kami bertemu dengan tokoh- tokoh, simpul-simpul yang punya umat di belakang, punya massa, kami harapkan pertambahan agak besar lagi,” kata dia.

Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Banten Asep Rahmatullah optimis bisa raih 60 persen suara. Sebab, sejauh ini dukungan dari berbagai elemen masyarakat terus mengalir lada Paslon 01. “Kami mengawal jalan kemenangan bagi Pak Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin,” tegasnya. [HEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.