Dark/Light Mode

Strateginya Jitu, Nasdem Sukses Besar di Pemilu 2019

Kamis, 25 April 2019 20:06 WIB
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam kampanye akbar Pemilu 2019 (Foto: Dok. Nasdem)
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam kampanye akbar Pemilu 2019 (Foto: Dok. Nasdem)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bergerak tenang, Partai Nasdem berhasil menarik perhatian publik dalam perhelatan Pemilu 2019. Nasdem, yang baru berusia tujuh tahun serta baru dua kali mengikuti Pemilu, sukses menjadi partai dengan peningkatan elektoral paling signifikan dari Pemilu 2014 dibandingkan partai lain.

Pada Pemilu 2014, Nasdem masuk parlemen dengan elektabilitas sebesar 6,7 persen. Kini, berdasarkan data sementara di laman KPU, Nasdem berhasil melesat ke urutan keempat partai peraih suara terbanyak dengan raihan suara sebesar 10,28 persen. Meningkat sekitar 3,5 persen dibandingkan dengan Pemilu 2014.

Pemerhati politik UIN Jakarta Adi Prayitno menilai, Pemilu 2019 secara tidak langsung dimiliki Nasdem. Ketika partai-partai lain gagal mendongkrak perolehan suara di Pemilu 2019, suara Nasdem justru melonjak. Bahkan, sekelas PDIP sebagai partai peraih suara terbanyak, ternyata hanya meningkatkan suara sebesar 1 persen jika dibandingkan Pemilu 2014.

Baca juga : Membludak, Hoaks di Medsos Seputar Pemilu 2019

"Suka tidak suka, Pemilu 2019 ini sebetulnya milik Nasdem. Dari 2014 yang cuma 6,7 persen menjadi 10 persen berdasarkan penghitungan riil sementara dari KPU," tutur Adi, di Jakarta, Kamis (25/4).

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini menuturkan, setidaknya ada tiga faktor yang membuat Nasdem mampu meraih hasil positif di Pemilu 2019. Yaitu sikap politik tanpa mahar, penentuan caleg tiap daerah pemilihan, serta konsistensi Nasdem sebagai partai pendukung pemerintahan Jokowi.

"Ini tidak terlepas dari berkah Nasdem yang sejak awal menjadikan Jokowi sebagai brand yang terus dijaga sejak awal. Nasdem sama sekali tidak khawatir mengusung Jokowi meskipun berisiko suara pemilih disedot PDIP," tuturnya.

Baca juga : Australia Kagumi Pelaksanaan Pemilu Kita

Sejak awal, tambahnya, Nasdem serius memenangi Pemilu 2019. Hal tersebut terlihat dari cara Nasdem memilih caleg-caleg berkualitas untuk bertarung di tiap dapil. Nasdem mengusung caleg yang berpotensi besar menang. Tidak adanya mahar politik, menjadi magnet bagi para politisi untuk menjadikan Nasdem sebagai kendaraan politik mereka.

"Banyak juga caleg yang sukarela pindah ke Nasdem untuk maju bersama. Mulai dari kepala daerah, mantan kepala daerah, maupun para caleg petahana dari partai lain. Itu artinya Nasdem memiliki satu daya tarik sebagai kendaraan politik di mata politisi," tutur Adi.

Dari 575 caleg DPR yang diusung Nasdem, 50 di antaranya petahana. Artinya, mereka ialah orang yang telah dipilih pada Pemilu 2014. Sebanyak 15 dari 50 caleg petahana itu berasal dari partai lain.

Baca juga : Imam Besar Masjid Istiqlal Doakan Pemilu 2019 Lancar Dan Damai

Peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman mengatakan, para caleg petahana dan mantan kepala daerah yang bergabung ke Nasdem memiliki modal sosial besar. Mereka terbukti telah lolos ke DPR atau memenangkan Pilkada sebelumnya.

"Kenaikan suara Nasdem dipengaruhi pemilihan caleg petahana, termasuk dari partai lain, dan mantan kepala daerah," tutur Ikrama.

Ikrama menilai, kampanye "politik tanpa mahar" yang diusung Nasdem cukup banyak dibicarakan. Secara tidak langsung mirip dengan program anti-poligami ala PSI atau janji pemberlakuan SIM seumur hidup yang dikampanyekan PKS. Program itu, meskipun menuai kontroversi, dipergunjingkan banyak orang jelang Pemilu 2019. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.