Dark/Light Mode

Ngaku Punya Bukti Kecurangan Pemilu

Amien Mimpi di Siang Bolong?

Minggu, 5 Mei 2019 05:11 WIB
Amien Rais (Foto: Istimewa)
Amien Rais (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Amien Rais masih keras aja. Sampai kemarin, politikus senior PAN ini mengaku punya bukti-bukti kecurangan pemilu yang terstruktur, sistematis dan massif. Kubu Jokowi menanggapi serangan ini dengan balik meledek. Semoga Pak Amien cepat bangun dari mimpi di siang bolong.

Tiga pekan setelah pencoblosan, sikap elite BPN Prabowo-Sandi tampaknya sudah tak sesolid semasa kampanye dulu. Ada yang sudah kendor, ada juga yang masih kenceng. Beberapa yang masih kenceng antara lain Amien Rais. Sampai kemarin, eks Ketua MPR ini masih berkoar-koar dan menyinggung soal people power.

Dalam diskusi di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta kemarin, Amien kembali menuding adanya kecurangan dalam pemilu. Menurut dia, kecurangan bukan hanya terstruktur, sistematis dan massif. Tapi juga brutal. Kali ini Amien menuduh KPU tidak profesional dalam bekerja. Kata dia, KPU sekarang sudah dikendalikan oleh siluman. “Siluman” itu yang membuat KPU kesulitan mengendalikan data penghitungan suara Pemilu 2019.

Ia pun yakin kecurangan tersebut bakalan terbuka. Dia mengklaim, sejumlah ahli IT telah memiliki bukti yang tidak terbantahkan."Pasti begitu dibuka rakyat akan terkejut terhadap betapa bobrok, betapa curang, betapa palsu, betapa jahat, betapa zolim KPU dan yang di atas-atas KPU," kata Amien.

Baca juga : Sandi Stres?

Lebih lanjut, Amien menyebut berdasarkan intuisinya telah terjadi kejahatan pemilu yang dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Karenanya, ia yakin kalau kecurangan itu masih dibiarkan, gerakan people power yang selama ini digelorakannya akan terjadi.

Senada disampaikan Koordinator Tim Relawan IT BPN Mustofa Nahrawardaya. Dia menjelaskan, salah satu bukti adanya kecurangan itu adalah KPU dianggap telah mengizinkan intruder atau pengacau untuk masuk ke dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) dan melakukan penipuan input data perolehan suara dalam Pemilu.

Menurutnya, pelaku input data dapat melakukan penambahan dan pengurangan suara dalam artian memasukkan, memanipulasi dan merubah basis data. "Kalau ada operator melakukan itu, sudah termasuk tindak kejahatan bukan hanya kecurangan," jelasnya.

Menurut laporan yang masuk ke BPN, setiap hari ada 1000 kejahatan entry data. Menanggapi hal ini, pihaknya mengaku telah melaporkan hal ini ke Bawaslu. "Kalau perlu kita adu data dan adu ahli untuk membuktikan siapa penjahatnya. Tidak ada alasan melanjutkan penghitungan suara realcount oleh KPU,” tegasnya.

Baca juga : Menpora Turut Hadiri Sidang Kabinet Paripurna di Istana Bogor

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf mempersilakan kubu 02 melapor, jika menemukan ada kecurangan. Direktur Hukum dan Advokasi TKN Irfan Pulungan mengatakan semua hal terkait pemilu sudah diatur oleh undang-undang. “Untuk masalah pengawasan ada Bawaslu, masalah kode etik penyelenggara, ada DKPP, pelaksanaan pemilu ada KPU,” kata Irfan, kemarin.

Anggota TKN Inas N Zubir melayangkan sindiran pedas atas pernyataan Amien. Menurut dia, tokoh Reformasi ini belum bangun dari mimpi di siang bolongnya. Dulu, lanjut dia, Amien mengklaim kemenangan Prabowo-Sandi. Sekarang bilangnya menemukan kecurangan. “Pak Amien seperti yang sering saya bilang, ayo bangun Amien Rais, jangan mengigau terus,” kata Inas, kemarin.

Direktur Kampanye TKN Benny Ramdhani mengingatkan bahwa kecurangan Pemilu 2019 bukan hanya menjadi catatan kubu Prabowo-Sandiaga. TKN juga memiliki laporan kecurangan yang merugikan pasangan Jokowi-Ma'ruf. "Jadi jika ada kecurangan dan pelanggaran itu tidak hanya jadi catatan 02 tapi juga 01. Perbedaannya adalah kami tidak pernah menemukan kecurangan pemilu yang sifatnya terstruktur, sistematis, dan masif," kata Benny di Posko Cemara, Menteng, Jakarta, Kamis lalu.

Terstruktur yang dimaksud Benny adalah kecurangan yang melibatkan pemerintah dengan penyelenggara pemilu. Sedangkan sistematis maksudnya kecurangan yang terjadi sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan. Sementara masif maksudnya kecurangan yang terjadi dalam skala besar.

Baca juga : Anggota DPR Tak Perlu Diberi Uang Pensiun

Menurut Benny, kecurangan dalam pemilu bersifat sporadis. Karena itu, kata Benny, TKN tidak ingin menyimpulkan bahwa seluruh penyelenggaraan pemilu berlangsung curang. "Kami tidak pernah mengatakan itu," ujarnya. Benny mengatakan TKN tidak ingin bersikap seperti kubu 02 yang langsung menyimpulkan pemilu berlangsung tidak jujur dan tidak adil. Apalagi jika nantinya sampai tidak memercayai hasil penghitungan suara KPU. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.