Dark/Light Mode

Mahfud MD, Intelektual Islam Yang Sederhana Dan Pekerja Keras

Jumat, 15 Desember 2023 18:44 WIB
Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD/Ist
Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3, Mahfud MD, dikenal sebagai sosok yang sederhana dan pekerja keras.

Semasa di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Mahfud hidup sederhana dan taat menjalankan perintah Allah. Hal itu masih terlihat hingga kini.

Pada kontestasi Pilpres 2024, Mahfud berpasangan dengan Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah dua periode. Pasangan calon ini dinilai konsisten menemui rakyat dari Sabang di ujung barat Indonesia, sampai Merauke, di ufuk timur Nusantara. Mereka menyapa sekaligus menyampaikan program-program unggulan prorakyat demi memajukan Indonesia.

Seperti diketahui, Mahfud resmi diumumkan Cawapres pada 18 Oktober 2023 oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro. Hadir istri, anak-anak, dan cucu Mahfud.

Latar belakang kehidupan Mahfud pun langsung menjadi perhatian masyarakat. Mahfud yang menikah dengan Zaizatun Nihajati pada tahun 1982, dikaruniai tiga orang anak, yaitu seorang anak perempuan dan dua laki-laki.

Zaizatun Nihajati dulunya teman kuliah Mahfud saat menuntut ilmu di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Zaizatun, yang lahir di Jember, Jawa Timur, pada 18 November 1959 jatuh hati kepada Mahfud karena pembawaannya yang cerdas.

Perempuan yang akrab disapa Ibu Yatie ini adalah anak kedua dari 8 bersaudara dari pasangan Sya'roni dan Shofiyah.

Baca juga : Mahfud MD Buka Pasar Sembako Murah Relawan Juragan

Menariknya, tak ada satu pun anak Mahfud-Ibu Yatie, yang terjun ke dunia politik seperti sang ayah. Putra pertama Mahfud bernama Mohammad Ikhwan Zein, lahir pada 15 Maret 1984. Dia berprofesi sebagai dokter olahraga dan pernah menjabat Komite Medis PSSI periode 2016-2020.

Ikhwan juga lulusan Universitas Gadjah Mada, saat meraih gelar Sarjana Kedokteran. Dia melanjutkan pendidikan spesialis kedokteran olahraga di Universitas Indonesia (UI) dan gelar S3 dari University of Amsterdam, Belanda.

Anak kedua Mahfud bernama Vina Amalia, yang lahir pada 15 Juli 1989. Dia seorang dokter tamatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur.  Vina menikah dengan seorang dokter spesialis orthopaedi Angga Fiandana. 

Ada cerita menarik semasa Vina kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Sebagai seorang pejabat negara, Mahfud melarang anak-anaknya  menceritakan siapa ayahnya ke publik.

Padahal, saat itu ia menempati posisi sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Ketika Vina Amalia wisuda, para dosen juga tidak mengetahui jika Vina adalah anak Mahfud. 

Bahkan, ada salah seorang dosen yang biasa disapa Pak Chairul, sering memberikan susu dan pisang kepada putri Mahfud itu. Saat Vina lewat di depan ruang dosen, Pak Chairul akan memberinya susu dan pisang, karena mengira berasal dari keluarga tak mampu.

“Ini nih buat kamu, kekurangan susu, dikasih juga pisang,” kata Mahfud, ketika bercerita soal Vina.

Baca juga : Mahfud Mau Siapkan Arena Bagi Talenta Muda Berprestasi

Selanjutnya, Royhan Akbar adalah anak bungsu Mahfud, yang juga anak satu-satunya yang mengikuti jejak sang ayah menekuni ilmu hukum.

Royhan yang akrab disapa Ican meraih gelar sarjana di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Kemudian melanjutkan program S2 di Columbia University, Amerika Serikat.

Ican yang lahir pada 8 Februari 1991, kini menjadi dosen di Fakultas Hukum UGM dan bekerja di firma hukum internasional HHP Law Firm sebagai konsultan.

Mendalami Ilmu Agama

Mahfud lahir dari keluarga sederhana, pasangan Mahmodin dan Siti Khadijah. Ayahnya bekerja sebagai  pegawai di Kantor Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.

Semasa kecil, orang tua Mahfud memutuskan pindah ke Waru, Pamekasan, Jawa Timur. Tak heran, sejak kecil Mahfud terbiasa menimba ilmu di tempat yang berbeda. Pagi dia bersekolah di SD Negeri, sore harinya di Madrasah Ibtida’iyyah, dan malam sampai pagi hari, dia belajar agama di surau.

“Penuh kegiatan tapi asyik, karena berkumpul dengan anak-anak sekampung. Di situlah saya terbiasa dengan tradisi keagamaan," kata Mahfud menjawab pertanyaan Alvin Adam dalam rubrik “Alvin & Friends,”  yang disiarkan di Kanal YouTube, Tri Jaya FM, beberapa waktu lalu.

Baca juga : Mahfud Ditanya Santri Bolehkah Kampanye Di Lingkungan Pendidikan

Diceritakan Mahfud, saat memasuki Kelas 5 SD, dia dikirim ke Pondok Pesantren (Ponpes) Somber Lagah di Desa Tegangser Laok untuk mendalami ilmu agama. Ponpes Somber Lagah adalah sebuah lembaga pendidikan Islam Salaf, Pesantren Salafi atau Pesantren  yang khusus mengkaji kitab-kitab kuning.

Ponpes yang diasuh Kiai Haji Mardhiyyah, sekarang  telah berganti nama menjadi Pondok Pesantren Al-Mardhiyyah, menggunakan nama Sang Pendiri, Kiai Haji Mardhiyyah, yang wafat pertengahan 1980-an.

Mahfud melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah pertama di Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri, selama empat tahun. Tamat dari Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri, Mahfud mengikuti Pendidikan Hakim Islam Negeri atau PHIN - setara dengan sekolah menengah atas atau madrasah aliah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). PHIN adalah sekolah Islam berbasis kejuruan, yang fokus di bidang Hukum dan Tata Negara.

Tamat dari PHIN, Mahfud kuliah di dua perguruan tinggi sekaligus pada waktu yang bersamaan, yakni di Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Sastra Arab dan Universitas Islam Indonesia (UII) jurusan Hukum Tata Negara, dan lulus pada tahun 1983.

Tak heran, pria kelahiran 13 Mei 1957 terkenal sebagai figur yang ulet dan pekerja keras. Dia menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi melalui program Beasiswa Supersemar, mulai dari jenjang Strata 1 (S1) hingga doktoral (S3).

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.