Dark/Light Mode

Aliansi Mahasiswa Desak KPU Bertindak, Usut Dugaan DPT Fiktif Di Malaysia

Kamis, 11 Januari 2024 21:01 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Munculnya isu terkait kesulitan Warga Negara Indonesia (WNI) mendaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Malaysia terus menuai polemik.

Setidaknya, diduga terdapat sekitar 400 ribu DPT "siluman" tercatat dari Malaysia.

Ketua Aliansi Mahasiswa Peduli Pemilu Fadel Fatsey mendesak agar penyelenggara pemilu segera melakukan investigasi dan menindak kecurigaan tersebut.

Menurutnya, pemilu yang tinggal menghitung hari ini tidak boleh diwarnai kecurangan karena merupakan pesta demokrasi terbesar bagi Indonesia.

Baca juga : Bojan Pastikan Berat Badan Pemain Persib Masih Ideal

"Sangat disayangkan muncul dugaan kasus-kasus DPT fiktif beberapa hari jelang pemilu yang sudah di depan mata ini. Tentunya harus ada pihak yang bertanggung jawab dan mengambil tindakan tegas apabila ada kecurangan," kata Fadel kepada wartawan.

Menurutnya, pekerja migran hingga diaspora yang berada di luar negeri juga memiliki hak konstitusi yang sama sebagai WNI.

“Mereka yang ada di luar negeri juga WNI. Punya hak konstitusi yang sama untuk memilih ataupun dipilih. Dalam hal ini, kalau adanya kecurangan ini membuat mereka kehilangan hak tersebut, tentunya akan jadi catatan buruk bagi pemilu kita,” tambahnya.

Sebagai informasi, kasus ini mencuat melalui sebuah cuitan dari akun X @txtdaripemerintah.

Baca juga : Pemerintah Masih Bahas Pengamanan Zat Adiktif Di RPP Kesehatan

Dia membagikan beberapa percakapan yang diduga berisi keluhan WNI Kuala Lumpur yang sulit untuk terdaftar dalam DPT 2024.

Mencuat juga video viral dua pria yang mengklaim terdapat ratusan WNI di Kuala Lumpur, Malaysia tidak masuk DPTLN Pemilu 2024.

Atas dugaan kecurangan itu, Aliansi Mahasiswa Peduli Pemilu menuntut agar pemerintah segera mencopot Panwaslu Malaysia.

Mereka pun mendesak Bawaslu RI melakukan pemeriksaan mendalam terhadap penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut di Malaysia.

Baca juga : Aksi Simbolik Mahasiswa Samarinda, Selamatkan Demokrasi Lawan Politik Dinasti

Menurutnya, atas kasus ini, KPU tentunya harus mengusut tuntas dan memeriksa apakah benar terdapat DPT fiktif hingga penggelembungan suara di Malaysia.

"Jangan sampai kecurangan mencoreng nama baik pemilu sebagai ajang utama untuk menentukan pemimpin Indonesia lima tahun mendatang,” tegasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.