Dark/Light Mode

8 Parpol Besar Versus Banteng

Pilkada Surabaya Seperti Duel Gajah Melawan Gajah

Senin, 24 Agustus 2020 06:31 WIB
Pemilih mencelupkan jari ke tinta usai mencoblos di Pilkada/Ilustrasi. (Foto: Istimewa)
Pemilih mencelupkan jari ke tinta usai mencoblos di Pilkada/Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tensi Pilkada Kota Surabaya dipercaya tetap panas. Pasalnya, 8 parpol besar, minus PDIP sudah mendeklarasi eks Kapolda Jawa Timur (Jatim) Machfud Arifin. Sedangkan PDIP, sebagai juara bertahan belum menentukan jagoannya. Pilkada Surabaya ini ibaratnya, pertarungan gajah lawan gajah.

Hingga Agustus ini, baru satu nama calon wali kota muncul ke permukaan. Adalah Machfud Arifin yang diusung 8 parpol. Di antaranya, Gerindra, Golkar, PKS. Sedangkan, PDIP belum menentukan calon.Tapi, diyakini Banteng sedang menyiapkan kejutan. 

Pengamat politik sekaligus peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdusalam menilai, telatnya pengumuman paslon Pilkada Surabaya dari PDIP sebenarnya adalah strategi menghadapi Machfud Arifin yang telah memborong dukungan hampir semua partai. “Ini seperti strategi untuk menyembunyikan peta kekuatan. Untuk membutakan lawan. Pasalnya, pada dasarnya, PDIP sudah mempunyai syarat kecukupan kursi untuk mencalonkan wali kota dan wakilnya,” ujarnya. 

Baca juga : Surabaya Zona Hitam, Kalsel Diserang OTG

Surokim juga meyakini PDIP sudah menyiapkan mesin-mesin partai yang bisa langsung bergerak ketika rekomendasi dari DPP turun. Sehingga, meskipun Machfud Arifin telah membangun koalisi besar tapi Banteng pasti tetap mampu memberi perlawanan. “Tidak ada istilah koalisi gajah lawan semut di Pilkada Surabaya. Ini gajah lawan gajah,” ujarnya mengibaratkan. 

Diakuinya, ada plus-minus kalau sampai saat ini PDIP belum beri rekomendasi. Plusnya, PDIP bisa menyembunyikan peta kekuatannya, yang membuat lawannya menjadi buta terhadap kekuatan dan strategi PDIP. Sedangkan minusnya, masa pandemi Covid-19 ini telah membuat model kampanye berbeda dibanding sebelumnya yang memungkinkan pengumpulan massa. “Ini masa pandemi. Butuh waktu lama untuk sosialisasi karena harus benar-benar patuh protokol kesehatan,” ujarnya. 

Namun, bila menilik sejarah PDIP di Surabaya, Surokim yakin kekuatan PDIP tidak bisa dipandang remeh. Terlebih, data statistik kajian pemilu menyebut, rata-rata pemilih partai yang patuh pada rekomendasi partai dalam Pilkada hanya sekitar 30-50 persen. Hal ini berlainan dengan PDIP yang punya kekuatan loyalitas hingga 60 persen. 

Baca juga : Penunggang Gelap Bansos Melukai Perasaan Rakyat

“PDIP berbeda. Loyalitas orang yang memilih PDIP untuk mengikuti rekomendasi PDIP di Pilkada bisa tembus 60 persen. Apalagi, PDIP pernah mengusung calon dan menang di Surabaya, lalu dianggap sebagai sosok yang sukses membawa Surabaya, yaitu Bu Risma. Ini akan menambah kepercayaan masyarakat terhadap PDIP dan calonnya,” pungkasnya. 

Terpisah, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Deni Wicaksono mengatakan, pihak DPP hingga saat ini memang menunda pengumuman pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya dari yang semula 19 Agustus 2020 menjadi 24 Agustus 2020. Penundaan itu disebabkan DPP juga harus menyelesaikan rekomendasi untuk daerah-daerah lain selain Kota Surabaya. 

“Menurut DPP, rencananya rekomendasi tahap empat adalah pengumuman terakhir. Sehingga Surabaya dan beberapa daerah lain di Jatim juga diumumkan bersamaan,” ujarnya. 

Baca juga : Penunggang Gelap Bansos Melukai Perasaan Rakyat

Sementara, Wakil Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Achmad Hidayat menegaskan, sikap PDIP Surabaya sejak awal sudah jelas yakni mengamankan dan memenangkan bakal calon wali kota dan calon wakil wali Kota Surabaya yang direkomendasi Ketua Umum PDIP melalui serangkaian kerjakerja keras untuk memenangkan hati rakyat Surabaya. 

“PDIP Surabaya kembali menugaskan kepada semua jajaran pengurus untuk aktif turun ke seluruh wilayah. Kita jaga PDI Perjuangan Kota Surabaya tetap solid dan kompak,” tandasnya. [SSL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.