Dark/Light Mode

Lagi-Lagi Impor

Selasa, 25 Januari 2022 06:46 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Saking seriusnya, Presiden Jokowi sampai lima kali mengulang kata “impor”. Terdengar ada penekanan. Mungkin juga kesal karena Indonesia masih menjadi penikmat impor. Kenapa tekad ini mampet? Dimana sumbatannya? Apa masalahnya?

“Ada yang nyaman dengan impor. Memang duduk di zona nyaman tuh paling enak. Udah rutinitas, terus impor-impor-impor-impor-impor, nggak berpikir bahwa negara dirugikan. Rakyat dirugikan karena tidak terbukanya lapangan pekerjaan,” tegas Presiden Jokowi saat meresmikan proyek batu bara, di Sumatera Selatan, Senin (24/1).

Baca juga : Perdebatan Nusantara

Kalimat “ada yang nyaman dengan impor” menunjukkan ada kelompok yang menikmati. Siapa? Pemerintah tentu sudah tahu. Lalu, bagaimana tindakannya? Nah, ini yang ditunggu.

Semoga, para pejabat langsung tergerak mendengar sentilan Presiden ini. Kemudian ada langkah luar biasa dan konkret untuk menekan impor. Segera.

Baca juga : Kaderisasi Korupsi

Sentilan ini bukan yang pertama dilontarkan Presiden. Sudah sering. Setahun lalu misalnya, 4 Maret 2021, Presiden menggaungkan tekad sangat keras: “Cintai Barang Kita, Benci Produk dari Luar!”.

Karena itu, sekali lagi, perlu ada langkah konkret dan terobosan untuk mewujudkannya. Bahkan, Presiden berikutnya, kalau tidak juga ada terobosan berani dan konkret, Indonesia masih akan tersandera impor. Bisa kian dalam. Sulit melepaskan diri.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.