Dark/Light Mode

Dua Cerita Rakyat

Kamis, 24 Maret 2022 07:04 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada dua cerita. Pertama, penjual gorengan. Hari-hari ini, ketika minyak goreng langka dan mahal, penjual gorengan mengeluh. Tapi mereka tetap berjualan.

Harga gorengan yang biasanya seribu rupiah terpaksa dinaikkan 250 rupiah. Kalau dulu Rp 5.000 dapat lima, sekarang cuma empat.

“Itu pun untungnya tipis. Sebenarnya, satu gorengan Rp 1.500. Tapi tak apalah. Bersyukur aja, Daripada nganggur,” kata Heri, pedagang gorengan di Kebayoran Lama.

Di rumah, istrinya juga mengurangi makanan yang digoreng. “Lebih baik direbus saja. Lebih hemat,” katanya.

Baca juga : IPU Dukung Perdamaian Rusia-Ukraina

Pedagang gorengan adalah cerminan wajah rakyat, sekarang. Mewakili kehidupan rakyat. Para pedagang mikro, kecil dan menengah sangat berperan menggerakkan roda ekonomi di masa krisis.

Pada Maret 2021, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mencatat, jumlah UMKM mencapai 64,2 juta.

Di antara mereka, ada tukang sayur, tukang siomai, bakso atau penjual jamu yang sering lewat depan rumah kita. Ada penjual pecel lele, tahu gejrot dan martabak yang mangkal di pinggir jalan.

Sumbangan mereka terhadap ekonomi nasional tidak bisa dianggap sepele. Kemenkop UKM mencatat, kontribusi mereka terhadap Produk Domestik Bruto mencapai 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun.

Baca juga : Jangan Curi Uang Negara

Ini angka yang tidak main-main. Dalam kondisi yang tidak mendukung, misalnya minyak goreng mahal dan langka, mereka tetap bergerak, memutar roda ekonomi.

Bagi mereka, tetap berdagang di tengah kondisi yang sangat menantang ini, semata-mata demi menghidupi keluarga. Walau, sesungguhnya, seperti data di Kemenkop UKM, sumbangan mereka terhadap perekonomian bangsa cukup besar. Mereka adalah wajah rakyat sesungguhnya.

Cerita kedua, pedagang yang diduga menimbun minyak goreng. Di Deli Serdang, Sumatera Utara, tim Satgas Pangan menemukan tumpukan minyak goreng di sebuah gudang.

Minyak goreng itu sudah dikemas rapi. Jumlahnya 1,1 juta kilogram. Jumlah yang tidak sedikit.

Baca juga : Kementan Kembali Serap Telur Dari Peternak Rakyat

Ironisnya, di Sumut, ada seorang ibu bersama lima temannya menempuh perjalanan jauh dari Sibolga ke Medan untuk mencari minyak goreng.

Ini wajah kita juga. Di tengah krisis, ada saja orang yang mengambil keuntungan di atas penderitaan rakyat. Mereka hahahihi sementara rakyat berteriak dan menangis.

Inilah pentingnya keseriusan regulator. Pedagang kecil seperti tukang gorengan, tak punya akses melobi ke atas atau kasak-kusuk ke penentu kebijakan. Mereka layak diprioritaskan. Bukan hanya secara keuangan, tapi juga menjaga ekosistem usahanya.

Tukang gorengan dan para penimbun adalah dua wajah di negeri ini. Rakyat kecil dan besar. Mereka bertarung demi nasib dan kepentingan masing-masing di tengah krisis. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.