Dark/Light Mode

Ketika Pagar Dan Jendela Pecah

Selasa, 9 Agustus 2022 06:39 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Dalam sistem masyarakat yang sangat patron-client, sikap meniru ini sangat mudah tertular. Kata pepatah, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari sambil mengencingi guru”. Sangat memprihatinkan.

“Penularan” yang menjadi semacam virus ini dikenal dengan “teori jendela pecah”.

Argumennya: apabila kejahatan serta ketidakteraturan kecil dibiarkan tanpa ditindaklanjuti, maka akan lebih banyak orang melakukan hal yang sama, bahkan kejahatan yang lebih besar. Ikut-ikutan. Tanpa sadar.

Baca juga : Sapi Kita Di Senat Australia

Teori ini diperoleh dari hasil observasi di sebuah rumah terbengkalai yang jendelanya pecah di sebuah komplek perumahan.

Melihat jendela pecah yang tidak diperbaiki itu, orang-orang kemudian ikut memecahkan jendela-jendela lainnya, melakukan aksi vandalisme, bahkan membobol masuk. Seolah-olah diperbolehkan dan aman-aman saja.

Banyak sekali “jendela pecah” di negeri ini. Mulai dari kekacauan di jalan raya sampai kekacauan di lembaga-lembaga terhormat. Termasuk “pagar makan tanaman” itu tadi.

Baca juga : Perang Di Sana Perang Di Sini

Salah satu kuncinya: segera hentikan. Perbaiki sebelum meluas. Siapa yang bisa melakukannya? Para pemimpin bangsa.

Karena itu, dibutuhkan satu kata: keteladanan. Contoh konkret. Satunya kata dan perbuatan. Sikap itulah yang perlu ditunjukkan para pemimpin bangsa.

Dimanakah sikap serta keteladanan itu? (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.