Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Ketika musim politik tiba, salah satu yang selalu dicari adalah negarawan. Dari dulu sampai sekarang. Sepertinya belum ditemukan.
Siapakah negarawan sejati? Banyak. Nasional maupun dunia. Hampir semuanya sudah meninggal.
Baca juga : Fenomena “Massa Non-Politik”
Karena itu, ada yang menerjemahkan seorang negarawan sebagai “politisi yang sudah meninggal”. Kalau dia masih memikirkan kemenangan di pemilu berikutnya, dia belum menjadi negarawan.
Tentang negarawan, salah satu yang paling banyak dikutip adalah pendapat James Freeman Clarke, yang membedakan politisi dan negarawan.
Baca juga : Awas, Krisis AS Sampai Ke Bogor
“Seorang politisi memikirkan pemilu berikutnya. Seorang negarawan memikirkan generasi berikutnya,” kata Clarke, pendeta dan penulis Amerika Serikat yang hidup 1810-1888.
Beralaskan pernyataan ini, rakyat bisa merasakan dan bertanya, apakah di negeri ini sudah ditemukan seorang negarawan?
Baca juga : Waspadai Massa “Rindu Dendam”
Tentu saja, semua punya pendapat masing-masing. Punya tokoh idola sendiri-sendiri yang bisa disematkan status apa pun. Termasuk status negarawan.
Harapan munculnya figur negarawan, atau paling tidak, sikap-sikap kenegarawanan, biasanya muncul menjelang pemilu, eksekutif maupun legislatif. Di pusat maupun daerah.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.