Dark/Light Mode

Nasib Gula Jangan Seperti Migor

Rabu, 1 Maret 2023 05:23 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Menjelang Ramadan, berbagai harga barang kebutuhan pokok merangkak naik. Salah satunya adalah gula. Kini, di beberapa pasar tradisional, harga gula sudah mencapai Rp 16 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp 15 ribu.

Kondisi ini jangan dipandang remeh. Apalagi dianggap wajar sebagai kenaikan musiman. Sebab, gula merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Kenaikan harga gula jelas akan menambah beban rakyat kecil, yang selama ini sudah “engap-engapan” akibat kenaikan harga minyak goreng alias migor dan beras.

Baca juga : Wajib USG, Kelainan Janin Bisa Terdeteksi Lebih Dini

Karena itu, pemerintah harus gerak cepat alias gercep. Cari tahu apa penyebab kenaikan harga gula. Jika distribusi yang terganggu, segera perlancar. Jika pasokan yang kurang akibat kebutuhan masyarakat meningkat, segera tambah. Jangan berlama-lama.

Untuk pasokan, selama ini kita memang punya kendala. Indonesia memang memiliki perkebunan tebu yang luas. Tanah yang subur juga membuat hasil panen tebu melimpah. Sayangnya, kondisi pabrik-pabrik gula kita sudah banyak yang tua. Produksinya tidak maksimal. Alhasil, sebagian kebutuhan gula masih sering harus mengandalkan impor.

Baca juga : Wajib USG, Kelainan Janin Terdeteksi Lebih Dini Di Jogjakarta

Namun, apa pun masalahnya, hal ini harus segera dibereskan dengan segera. Apalagi, menjelang Ramadan dan Idul Fitri, kebutuhan gula masyarakat meningkat tajam. Dari orang yang kaya raya sampai wong cilik, biasanya mereka membuat bermacam-macam kue untuk dinikmati bersama saat Lebaran. Salah satu bahan utama pembuat kue adalah gula.

Kita berharap, masalah gula ini tidak berlarut-larut seperti nasib minyak goreng dan beras. Sudah lebih dari setahun, masalah minyak goreng belum juga selesai. Berbagai “jurus” yang dikeluarkan pemerintah belum mampu menyelesaikan masalah ini sampai tuntas. Hingga kini, harganya masih tinggi, dan kadang langka. Sedangkan untuk beras, sudah tiga bulan lebih harganya naik. Sudah dilakukan impor, tapi harga beras belum turun juga.

Baca juga : Kaia Gerber, Kesepian Saat Merintis Karier

Untuk menyelesaikan masalah ini, kuncinya sebenarnya masih sama dengan masalah-masalah sebelumnya, yaitu koordinasi dengan baik. Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Bulog harus duduk bareng, menyamakan persepsi, lalu bekerja sama. Kalau ini dilakukan dengan baik, harga gula bisa normal kembali. Demikian juga dengan harga minyak goreng dan beras.â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.