Dark/Light Mode

Ekonomi Rakyat Masih Impas

Jumat, 23 Juni 2023 05:01 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Ekonomi nasional kita masih baik di tengah kondisi ketidakpastian global. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada triwulan I-2023, ekonomi tumbuh 5,03 persen. Kantong negara juga terbilang tebal. Sampai April 2023, APBN surplus Rp 234,7 triliun atau 1,12 persen.

Namun, kondisi ekonomi rakyat tak sebaik ekonomi nasional. Saat ini, ekonomi mereka masih impas. Jumlah pemasukan dan pengeluaran masih sama. Tidak ada pertumbuhan atau surplus.

Di 2023, sebenarnya ada kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) maupun Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang cukup signifikan. Di DKI Jakarta, UMP naik sebesar 5,6 persen menjadi Rp 4,9 juta. Di Bekasi UMK mencapai Rp 5,1 juta.

Baca juga : Pagi Ini, Rupiah Masih Melemah

Dari sisi nominal, angka ini terlihat besar. Namun, angka ini belum mampu meningkatkan kesejahteraan buruh secara signifikan. Bukan karena masalah jumlah UMP/UMK-nya. Melainkan karena kebutuhan masyarakat yang melonjak.

Sejak awal Tahun Baru, sejumlah komoditas pangan, seperti beras, minyak goreng, telur, ayam, daging, gula, cabe, mengalami kenaikan. Kenaikan bertahan sampai Idul Fitri. Bahkan, sampai saat ini, harga beberapa komoditas masih tetap tinggi.

Contohnya beras. Saat ini, harga beras medium sudah Rp 11.600 per kilogram. Yang premium mencapai Rp 14.000 per kilogram. Kemudian, harga telur mencapai Rp 32.000-Rp 39.000 per kilogram. Lalu, harga gula sebesar Rp 14.800-Rp 15.000 per kilogram. Kenaikan ini membuat upah yang diterima buruh tersedot besar untuk kebutuhan pangan.

Baca juga : Jangan Sakiti Rakyat Kecil

Selain itu, buruh juga harus mengalokasikan dana tambahan untuk transportasi, karena adanya kenaikan harga BBM. Belum lagi harga-harga yang lain juga naik, seperti air minum, gas, sampai biaya sewa kontrakan.

Dengan kondisi ini, UMR DKI yang sebesar Rp 4,9 juta menjadi terasa kecil. Demikian juga dengan UMK Bekasi. Sebagian besar buruh, kondisi keuangannya masih impas. Karena habis untuk kebutuhan sehari-hari. Belum ada yang lebih.

Itu untuk buruh di DKI Jakarta dan sekitarnya. Kondisi keuangan buruh di daerah mungkin lebih sulit. Sebab, UMR di daerah jumlahnya jauh lebih kecil dari DKI. Sedangkan kenaikan harga pangan menyebar secara merata.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.