Dark/Light Mode

Dinginkan Suasana dan Generasi Baru

Minggu, 29 September 2019 05:00 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Para menteri perlu menakar pernyataannya. Jangan “menyiram bensin” ke api yang sedang membara. Para pejabat mungkin bermaksud mengingatkan, tapi publik merasakannya sebagai intimidasi. Ancaman. Ini soal rasa. Juga kepercayaan.

Pembantu Presiden yang mengancam dosen dan rektor misalnya, justru bisa menyulitkan posisi Presiden.

Bahkan, yang terlihat sepele, ketika seorang artis mengomentari Rancangan KUHP, kemudian seorang menteri menyebutnya sebagai orang bodoh, itu juga “bensin” yang bisa memanaskan suasana. Perlu ekstra hati-hati.

Ini pelajaran bagi Presiden Jokowi di periode keduanya. Pilihlah orang-orang yang bisa memahami dan menyelami kondisi terkini. Orang-orang yang tidak hanya bicara dan cakap-teknis, tapi juga bisa menyelami perasaan publik.

Baca juga : Kementan Kembangkan Kawasan Bawang Merah di Indonesia Timur

Saat ini misalnya, banyak kelas menengah yang diam, namun berpotensi meledak kalau melihat ketidakadilan. Kita juga punya penduduk usia produktif yang sangat banyak. Bonus demografi, katanya. Tapi kalau tidak didekati dan dikelola dengan benar, ini berpotensi menjadi ancaman luar biasa.

Persoalan lainnya, tuntaskan agenda reformasi, seperti tuntutan gerakan mahasiswa 2019. Ini persoalan serius. Mendesak. Karena, selama 17 tahun, dari presiden ke presiden lainnya, pemberantasan KKN misalnya, seperti “api dalam sekam”. Tidak terlihat tapi tiba-tiba bisa terbakar hebat.

Peristiwa beberapa bulan terakhir, misalnya, yang dimulai dari pemilihan panitia seleksi calon pimpinan KPK, lalu penetapan 10 capim KPK yang diserahkan ke DPR, menjadi pelajaran sangat berharga bagi Presiden Jokowi di periode keduanya.

Keberhasilan membangun infrastruktur, membangun fisik, itu sudah sangat baik. Sangat penting. Tapi, jangan lupakan psikisnya. Itu tak kalah pentingnya. Seperti syair “Indonesia Raya”: bangunlah jiwanya, bangunlah raganya untuk Indonesia Raya.

Baca juga : Petani Banyuwangi Gunakan Bahan Pengendali Hama Alami

Sebenarnya tidak ada yang kurang dari Presiden. Oposisi minim. DPR mendukung. Hampir semua merapat ke pemerintah. Dukungan melimpah dari segala penjuru. Di satu sisi, kondisi ini menguntungkan. Tapi di sisi lain sebenarnya bisa membuai. Melenakan. Karena, “kekosongan oposisi” dan sikap kritis itulah yang diisi oleh mahasiswa yang sekarang bergerak.

Kubu Prabowo, termasuk parpol-parpol pendukungnya, yang tadinya bertarung sangat keras di pilpres, ternyata bersatu, bergandengan tangan menggolkan revisi UU KPK dalam waktu singkat. Dalam beberapa kesempatan, DPR bahkan terkesan meledek logika publik. Misalnya, ada yang mengatakan “tak perlu lagi masukan publik untuk revisi UU KPK”.

Di sisi lain, para mahasiswa yang hidup di era baru sekarang, generasi milenial, gen Z, sangat peduli terhadap isu-isu korupsi. Generasi ini tak bisa diprediksi. Anak-anak yang semakin diancam, semakin melawan, bahkan bisa kabur dari rumah. Anak-anak yang patuh sama orang tua, tapi juga kritis. Anak-anak yang senang berlibur, tapi ternyata juga sangat anti korupsi. Anak-anak yang bisa mengritik tajam dengan nuansa bercanda seperti poster-poster yang mereka bawa saat demo. Anak-anak gaul yang tidak melupakan janji-janji reformasi. Kadang menjengkelkan, tapi tetap harus didengar dan dimengerti. Jumlah mereka cukup banyak.

Presiden Jokowi sudah benar ingin memilih menteri berusia muda. Tapi, persoalan-persoalan substansi yang menggelisahkan generasi muda, termasuk para mahasiswa, juga fenomena anak-anak STM, gen Z, tetap yang utama. Penting.

Baca juga : Diserang Hoax, Pelayanan Sriwijaya Air Tetap Beroperasi Normal

Presiden perlu benar-benar menakar dan menimbang, sedetail-detailnya, kebijakan serta langkah apa yang harus diambil beberapa hari ke depan. Detail, kata per kata (kalaupun akhirnya harus mengeluarkan Perppu), karena itu akan menentukan reaksi mahasiswa dan publik. Juga reaksi DPR. Memang serba sulit. Tapi, dalam kondisi ini, Presiden harus menentukan pilihan.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.