Dark/Light Mode

Beras Belum Beres, Kini Cabe Nyusul

Jumat, 3 November 2023 00:18 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - “Guncangan” ekonomi rakyat seperti tidak ada henti-hentinya. Saat urusan harga beras belum beres, kondisi rupiah masih tergencet, harga cabe merangkak naik. Harganya semakin pedas. Bahkan, ada yang sudah mencapai Rp 100 ribu per kilogram.

Kondisi ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Sebab, sebagian masyarakat Indonesia adalah penyuka pedas. Konsumsi cabenya sulit untuk benar-benar direm. Walaupun harga melambung, konsumsi cabe tidak akan terlalu anjlok. Atas hal ini, tidak heran, kenaikan harga cabe bisa menyebabkan bertambahnya angka inflasi.

Baca juga : Ahok: Gibran Belum Berpengalaman, Tuntasin Dulu Jadi Wali Kota

Dengan kondisi ini, Pemerintah harga gerak cepat mengatasinya. Kenaikan ini sebenarnya agak anomali. Sebab, saat ini belum masuk musim hujan. Dengan musim seperti sekarang, seharusnya cabe dapat tumbuh subur dan produksi melimpah. Anehnya, pasokan cabe ke pasar induk berkurang. Contohnya, di Pasar Induk Kramat Jati, pasokan turun 6 persen.

Jika masalahnya di sisi distribusi, segera benahi. Agar cabe-cabe dari petani di daerah bisa dibawa ke pasar. Untuk melakukan ini tentu harus ada kerja sama antarinstansi. Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional, Pemerintah Daerah, bahkan Kementerian Perhubungan, harus bahu-membahu. Agar distribusi cabe bisa merata sehingga harganya tidak melonjak.

Baca juga : Ronaldo Masih Belum Lelah Cetak Gol

Jika masalahnya di sisi produksi, Kementerian Pertanian harus gercep mencari solusi. Lakukan terobosan-terobosan untuk mencari bibit cabe yang unggul, tahan penyakit, tahan segala musim, dan produktivitasnya tinggi. Kementerian Pertanian tidak boleh lepas tangan atas masalah ini, dengan menyodorkan “solusi” warga menanam cabe di pekarangan.

Tantangan beberapa bulan ke depan untuk masalah cabe akan semakin berat. Sebab, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di akhir November ini, sebagian besar wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan juga DKI Jakarta akan memasuki musim hujan. Kita tahu, cabe agak rentan di musim hujan. Gampang busuk dan tumbuhnya tidak optimal. Untuk itu, harus segera dicarikan solusinya, agar harga cabe tidak semakin pedas.

Baca juga : Cek Bantuan Air Bersih, Bey Machmudin Sidak Ke Babelan

Ke depan, kita harus memiliki cold storage dengan kapasitas besar. Alat ini penting untuk menyimpan bahan pangan agar tetap segar dan tahan lama. Sehingga, saat stok melimpah, pangan kita tidak busuk. Dan saat hasil panen sedang seret, kita bisa mengambilnya dari alat tersebut, sehingga harga tidak melonjak. Kepemilikan alat ini harus benar-benar diseriusi, jangan cuma wacana.

Untuk saat ini, dengan harga yang kadung naik, maka solusi yang bisa diambil adalah mencari pasokan cabe dari mana pun untuk kemudian “diguyurkan” ke pasar. Agar harganya bisa segera jinak, sehingga beban masyarakat tidak semakin berat, setelah harus menanggung kenaikan harga beras selama berbulan-bulan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.