Dark/Light Mode

Telur “Emas”

Rabu, 6 Maret 2024 00:32 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Diksi telur emas sepertinya cocok untuk menggambarkan kondisi perteluran saat ini. Bukan karena bahannya berasal emas, melainkan karena lonjakannya harganya yang tinggi. Kenaikan harga telur ini juga hampir berbarengan dengan kenaikan harga emas.

Kenaikan harga telur ini terjadi sejak akhir Februari lalu. Di Jabodetabek, harga telur rata-rata Rp 32.000 sampai Rp 34.000 per kilogram. Padahal, sebelumnya harga telur berada di kisaran Rp 28.000.

Di luar Jawa, harga telur lebih gila-gilaan. Contohnya di Aceh Barat Daya, dilaporkan harga telur mencapai Rp 60.000 per kilogram. Harga ini melampaui rekor yang pernah terjadi pada Mei 2023, yang saat ini mencapai Rp 40.000 per kilogram.

Baca juga : Bonus “Kepala Ikan”

Kenaikan harga telur ini hampir berbarengan dengan kenaikan harga emas. Per Selasa (5/3/2024), harga emas mencapai Rp 1.179.000 per gram. Bedanya, kenaikan harga emas disambut senyum semringah para investor, karena bakal meraup untung besar. Sedangkan kenaikan harga telur disambut keluh kesah masyarakat. Bukan hanya pembeli, pedagang juga mengeluh dengan kenaikan ini.

Kenaikan telur bisa bertahan lama, bahkan terus merangkak. Sebab, sebentar lagi kita memasuki Ramadan, saat konsumsi masyarakat meningkat. Telur juga menjadi komoditas yang banyak dicari ibu-ibu untuk bahan membuat kue Lebaran.

Untuk masyarakat kelas atas, kenaikan harga telur mungkin tidak terasa. Dengan keuangan yang dimiliki, mereka mampu membeli telur, bahkan jika harganya terus naik.

Baca juga : Menunggu “Sapu Besar Dan Bersih”

Sementara, bagi keluarga yang ekonominya pas-pasan, kenaikan ini jelas memberatkan. Dengan keuangan yang dimiliki, mereka juga tak mampu membeli telur secara kiloan. Biasanya, mereka membeli dengan eceran per butir. Saat ini, di warung-warung, satu butir telur sudah mencapai Rp 3.000.

Bagi para buruh, pekerja serabutan, petani, UKMK, harga itu terasa mahal dan memberatkan. Padahal, telur adalah salah satu sumber protein andalan mereka, selain tahu dan tempe. Karena keuangan yang minim, bahkan sempat ada cerita, satu telur dibagi untuk empat orang. Sungguh menyedihkan.

Karena itu, kenaikan harga telur ini harus segera diselesaikan oleh pemerintah, selain juga harus segera menstabilkan harga beras. Sebab, kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok sangat mencekik bagi mereka.

Baca juga : Wabup Tulungagung Belum “Nginjak Gas”

Pemerintah harus segera melakukan langkah konkret. Penanganan ini harus cepat. Jangan berlarut-larut. Apalagi dianggap sebagai kenaikan yang wajar.

Jika masalahnya ada di harga jagung atau pakan ternak yang tinggi, maka turunkan itu. Bisa dengan menyediakan jagung secara langsung untuk para peternak, bisa juga dengan memberikan subsidi. Jika masalahnya ada di pasokan yang kurang, segera dorong peternak-peternak meningkatkan produksi. Berikan mereka fasilitas agar produksi telurnya meningkat.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.