Dark/Light Mode

Pilot Ketiduran Dan Swifties

Minggu, 10 Maret 2024 05:56 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Pilot dan kopilot salah satu maskapai penerbangan Indonesia yang sama-sama tertidur di kokpit selama 28 menit, menjadi perhatian dunia. Keduanya terlelap saat menerbangkan pesawat Airbus A320 rute Kendari-Jakarta pada 25 Januari 2024 lalu.

Kejadian ini disebabkan kopilot yang kelelahan karena sebelumnya sibuk mengurus anak kembarnya yang masih bayi. Pilot pun ikut tertidur di dalam kokpit. Begitu terbangun, mereka sadar, ternyata pesawat salah arah.

Cerita ini tentu “menyeramkan”, apalagi pesawat mengarah ke Pantai Selatan. Walau dunia internasional tidak tahu mengenai “cerita-cerita” seputar Pantai Selatan, kasus ini bisa mengundang pandangan negatif tentang Indonesia.

Dampaknya, kepercayaan terhadap Indonesia bisa merosot. Bukan hanya untuk dunia penerbangannya, tapi secara umum.

Baca juga : Dari Perut Bisa Ke Mana-mana

Karenanya, ini bukan sekadar soal pilot yang tertidur atau ketiduran, tapi mesti dilihat dan diantisipasi secara general, khususnya dunia penerbangan.

Ini penting, supaya Indonesia tidak dianggap sebagai negara yang kurang serius. Atau, dinilai sebagai negara yang “panas-panas tai ayam”. Negara yang hebohnya cuma sebentar, setelah itu kembali “normal” dan kasusnya dilupakan.

Kalau hari-hari ini kita membicarakan tentang “hebatnya” Singapura yang bisa memonopoli konser eksklusif Taylor Swift selama enam hari, maka dunia penerbangan menjadi salah satu faktor pendukung utamanya.

Singapura bisa memonopoli konser Taylor Swift karena negara kecilitu punya paket lengkap, terutama untuk menjaring wisatawan dan penggemar Taylor Swift.

Baca juga : Angket Dan Mikrofon Mati

Bandara Changi misalnya, jauh-jauh hari sudah merancang banyak penawaran dan paket menarik untuk menyambut para Swifties, sebutan untuk penggemar penyanyi asal Amerika Serikat tersebut.

Banyak voucher atau potongan harga yang ditawarkan begitu para penggemar menginjakkan kaki di Bandara Changi, hanya dengan menunjukkan tiket konser.

Didukung kepercayaan yang tinggi terhadap maskapai Singapore Airlines (Maskapai Terbaik Dunia 2023), ratusan ribu penggemar Tailor Swift di seluruh Asia Tenggara berkumpul di Singapura.

Singapura diperkirakan meraup belasan triliun rupiah walau harus memberikan fee ratusan miliar rupiah kepada pihak Taylor Swift.

Baca juga : Mana Yang Lebih “Seksi”?

Wajar kalau pejabat negara-negara Asia Tenggara memprotes “monopoli” tersebut. Para pejabat Malaysia, Thailand dan Filipina, termasuk Indonesia kurang senang melihat monopoli konser mahal itu.

Tentu saja tidak sekadar protes. Perlu kerja keras untuk menandingi Singapura. Termasuk membenahi dunia penerbangan. Misalnya, jangan ada lagi pilot dan kopilot yang sama-sama ketiduran di kokpit. Selain membahayakan dan mengkhawatirkan, juga bisa merusak citra Indonesia.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, edisi Minggu, 10 Maret 2024 dengan judul "Pilot Ketiduran Dan Swifties"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.