Dark/Light Mode

Dari Perut Bisa Ke Mana-mana

Kamis, 7 Maret 2024 06:08 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada info menarik dari Bank Indonesia (BI). Dalam empat tahun terakhir, laju inflasi pangan lebih tinggi dibanding rata-rata kenaikan upah minimum regional (UMR).

Gejolak inflasi pangan sudah mencapai 5,6 persen. Sedangkan kenaikan UMR hanya 4,9 persen.

Bahkan, kalau tidak terkendali, gemuruh kenaikan harga pangan bisa melampaui kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN). Rata-rata kenaikan gaji ASN selama lima tahun terakhir “hanya” 6,5 persen.

Melihat angka ini, artinya terjadi “besar pasak daripada tiang”. Pengeluaran lebih besar dibanding penhasilan.

Baca juga : Angket Dan Mikrofon Mati

Alarmnya bisa berbunyi lebih nyaring lagi menjelang bulan Ramadhan dan lebaran. Karena, biasanya, di saat bulan puasa, pengeluaran untuk makanan justru meningkat.

Kondisi ini perlu diantisipasi segera. Karena, urusan perut bisa merembet kemana-mana. Bahkan bisa mempengaruhi sosial dan politik.

Saat pemilu misalnya, banyak masyarakat yang mendasarkan pilihannya dari “serangan fajar” berupa uang tunai serta bantuan sosial atau bantuan pangan.

Ini menunjukkan kondisi ril kebutuhan sebagian besar masyarakat saat ini. Sehingga, bisa dimaklumi kalau program “makan siang gratis” dari pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran, sangat dinantikan rakyat.

Baca juga : Mana Yang Lebih “Seksi”?

Program populis ini perlu dikelola dengan baik dan benar sehingga bisa terwujud tanpa gejolak dan masalah. Kalau tidak, karena ini menyangkut perut rakyat, urusannya bisa merembet kemana-mana. Jangan sampai mengecewakan rakyat.

Pendanaannya, juga perlu lebih bijak. Jangan diambil dari saku kanan rakyat lalu dipindahkan ke saku kiri. Kalau begitu sama saja.

Di sinilah pentingnya kreatifitas untuk mencari pendanaan program makan siang dan susu gratis tersebut. Apalagi kalau nilainya mencapai ratusan triliun rupiah, perlu kerja ekstra keras.

Kita berharap, ke depan, tidak ada lagi besar pasak daripada tiang. Kondisi juga bisa kembali “normal”. Karena, sekarang, kita melihat terjadi “ketidaknormalan”. Misalnya, masyarakat harus rela antre berjam-jam untuk bisa membeli beras murah. Itu terjadi di beberapa daerah.

Baca juga : Isu-isu Panas Di Ujung Februari

Sungguh memprihatinkan kalau ini terus terjadi dan tidak segera diantisipasi. Karena, seperti kata mantan Sekjen PBB Kofi Annan, “kemiskinan merupakan ancaman terhadap keamanan manusia di mana pun.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.