Dark/Light Mode

Suara Rakyat, Untuk Siapa?

Selasa, 20 Februari 2024 05:59 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Apakah DPR 2024-2029 akan dikuasai oleh koalisi gemuk (pemerintah) seperti sekarang, ataukah koalisi di luar pemerintah yang akan menambah kekuatan?

Minggu (18/2) sore, Ketua Umum NasDem Surya Paloh bertemu Presiden Jokowi di Istana.

Pertemuan ini ditafsirkan sebagai penjajakan kembalinya NasDem ke koalisi pemerintahan setelah “keluar” untuk mengusung “Koalisi Perubahan” selama 16 bulan.

Kalau NasDem masuk (lagi), masih ada PDI Perjuangan, PPP, PKB dan PKS yang berada di luar. Beberapa partai nonparlemen yang ada di Koalisi 01 dan 03, juga menarik ditunggu pergerakannya.

Melihat sikap Prabowo yang mengutamakan gotong royong dan merangkul lawan, maka pemerintahan mendatang tampaknya akan berpostur “koalisi gemuk”. Seperti pemerintahan sekarang. Artinya, hanya akan menyisakan dua atau tiga partai di luar.

Baca juga : Komeng Zelenskyy

Kalau periode 2019-2024 ada PKS dan Demokrat, maka periode 2024-2029 ada PDIP dan PKS yang (hampir pasti) akan berada di luar. PDIP menggantikan Demokrat. Parpol lain dari koalisi 01 dan 03 tampaknya masih menghitung “untung rugi politik”.

Kalau koalisi gemuk berhasil di bentuk, maka stabilitas akan tercipta. Eksekutif dan legislatif akan bersekutu untuk segalanya.

Dengan demikian, program-program pemerintah akan mudah dijalankan tanpa ada hambatan berarti dari DPR. Anggaran dan proyek-proyek stra tegis serta kebijakan-kebijakan lain nya, (bahkan bisa jadi, termasuk pengawasan) bisa dibicarakan sambil ngopi bareng.

Di sisi lain, check and balance akan sangat minim. Dampaknya, program dan kebijakan yang kontroversi sekali pun, termasuk yang dinilai kurang memihak rakyat dan lebih memihak kepentingan tertentu, bisa dengan mudah diloloskan. Tanpa “perlawanan” berarti.

Dalam kondisi seperti ini, partisipasi bermakna dari rakyat, akan sangat minim. Kalau pun ada partisipasi atau sesi mendengar suara rakyat, itu lebih untuk memenuhi syarat politik saja. Suara DPR yang berkoalisi dengan pemerintah akan sangat menentukan.

Baca juga : Indonesia Memilih, Indonesia Menunggu

Kita masih menunggu, apakah posisi di DPR akan sedikit berimbang, sekitar 55-45, atau akan sangat tidak berimbang: 80-20?

Apa pun kondisi serta peta kekuatannya, bangsa dan negara, serta rakyat janganlah dikorbankan. Karena, rakyat telah memilih dan mempercayakan aspirasinya kepada para capres-cawapres dan parpol untuk menjadi kanal aspirasi mereka. Itu amanah.

Ketika Pemilu digelar, sesungguhnya itu bukan sekadar memilih wakil rakyat yang akan duduk di DPR/DPRD/DPD, lalu selesai. Bukan itu.

Pemilu adalah akad, penyerahan ama nah serta membangun saluran aspirasi untuk diperjuangkan selama lima tahun ke depan.

Kumpulan suara rakyat yang dipercayakan kepada para wakilnya, adalah suara Tuhan. Bukan suara yang yang lain, atau suara kepentingan pribadi dan kelompok.

Baca juga : Bukan Sekadar Cari Pemenang

Karena itu, setelah datang beramairamai meminta suara rakyat saat pemilu, suara dan aspirasi tersebut jangan diklaim sebagai milik pribadi atau dikhianati begitu pemilu usai.

Rakyat menitipkan suaranya kepada Anda, bukan ke yang lain, artinya Anda dipercaya untuk mengemban amanah. Bukan untuk sebulan dua bulan, tapi selamanya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.