Dark/Light Mode

Rupiah Payah, Jangan Pasrah

Jumat, 19 April 2024 05:02 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Sudah sepekan lebih, rupiah babak belur digencet dolar AS. Pada perdagangan kemarin, rupiah memang sempat menguat. Tapi, angkanya masih di atas Rp 16.000 per dolar AS. Ini adalah rekor terendah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sejak krisis moneter pada 1998.

Pelemahan rupiah ini terjadi sejak awal libur Lebaran, sebelum perayaan Idul Fitri 1445. Rupiah semakin terperosok setelah Idul Fitri. Bahkan angkanya mencapai di atas Rp 16.200 per dolar AS.

Baca juga : Rupiah, Kenapa Loyo Terus?

Bagi kaum awam, pelemahan ini sungguh membingungkan. Jika alasannya karena perang antara Iran dan Israel, kenapa rupiah dan beberapa mata uang negara lain di Asia yang melemah, sedangkan dolar AS justru menguat. Demikian juga jika alasannya adalah kondisi ekonomi global. Kenapa yang menjadi "korban" kembali mata uang dari negara-negara Asia. Padahal, ekonomi Indonesia dan negara-negara Asia, katanya, sedang bagus.

Namun, apa pun penyebabnya, kita tidak boleh pasrah dengan kondisi ini. Langkah Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi pasar untuk menguatkan kembali rupiah patut diapresiari. Demikian juga sikap gercep alias gerak cepat pemerintah yang melakukan mitigasi atas melemahnya rupiah, patut dipuji.

Baca juga : Rupiah Terus Melemah Terhadap Dolar AS

Untuk kondisi dari seperti sekarang, langkah-langkah tersebut penting dilakukan. Paling tidak, guna mengembalikan kondisi rupiah sebelum tergencet dolar. Sedangkan, untuk ke depannya, jurus-jurus jitu harus diterapkan agar rupiah tidak gampang terseok-seok dengan kondisi global yang terjadi. Rupiah harus seperti batu karang, yang kokoh dan kuat meski diterjang gelombang besar.

Untuk menjadi seperti dolar AS, memang sulit. Sebab, sebaran rupiah hanya di dalam negeri. Sementara, dolar digunakan di banyak negara dan menjadi salah satu acuan internasional. Tapi, mungkin ada jurus lain yang diterapkan terhadap dolar yang bisa kita tiru. Hal itu bisa dijiplak di Tanah Air agar rupiah kita tetap kuat.

Baca juga : Setelah China, Jepang Siap Sambut Prabowo

Para pengusaha juga harus turut serta dalam usaha menguatkan rupiah. Salah satunya, dengan memprioritaskan penggunaan rupiah dalam transaksi bisnis, baik yang di dalam negeri maupun yang luar negeri. Selain itu, jangan lagi suka menimbun dolar. Jika tidak ada kepentingan mendesak, lepas saja.

Usaha menguatkan rupiah ini sangat penting untuk menjaga rakyat kecil. Sebab, jika rupiah loyo, ekonomi nasional ikut loyo. Harga barang-barang naik dan inflasi tinggi. Ujung-ujungnya, rakyat kecil yang menjadi korban.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.