Dark/Light Mode

Deglobalisasi

Senin, 10 Agustus 2020 05:01 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi telah memaksa setiap negara untuk tidak ekspor dan impor. Risiko tertular tinggi. Masing-masing negara memutuskan untuk mengandalkan semua dari dalam negara masing-masing. Ini baiknya jadi momentum menolak hegemoni Cina.

Raksasa ekonomi Tiongkok di tebing jurang bila pademi dengan segala dampak ekonomi ikutannya tidak segera diatasi. Hampir seluruh negara sekarang menolak segala sesuatu yang berasal dari Cina. Kali ini penolakan negara-negara dasarnya kuat. Melindungi warga dari kontaminasi virus ganas corona.

Baca juga : Solusi Hadapi Pandemi

Jauh sebelum outbreak ini, Tiongkok begitu digjayanya. Bisa memaksa dan membuat banyak negara tak berdaya dan tak kuasa menolak serbuan barang-barang Cina. Mereka benar-benar menginvasi banyak negara dengan harga-harga yang muran.

Invasi produk-produk Cina memang sudah melampaui batas. Nyaris tak ada yang bisa mencegah, apalagi mengendalikan. Semua jenis barang ada tiruannya. Teknlogi terbaru yang baru diluncurkan oleh negara-negara inovator seperti Jerman oleh Cina dirusak, mereka produksi massal lalu dijual dengan murah.

Baca juga : Vonis Mati

Serbuan barang Cina di berbagai negara termasuk Indonesia pada gilirannya telah membunuh barang-barang produksi dalam negeri buatan Usaha Kecil Menengah. Mereka kalah daya saing dari barang Cina. Apalagi di negara yang kran pasar bebasnya dibuka seluas-luasnya.

Banyak negara yang tak mampu melakukan kebijakan memproteksi industri negerinya sendiri. Pengusaha kecil menengah banyak yang teriak mohon perlindungan tapi seringnya tak didengar. Tak digubris karena kuatnya tekanan politik sang raksasa ekonomi Tiongkok.

Baca juga : Belajar ke Negeri China

Kini setelah wabah Corona, negara-negara tak berdaya punya alasan kuat untuk menolak Cina. Dengan dalil melindungi keselamatan nyawa warganya. Terbukti virus corona amat berbahaya dan mematikan.

Dalam kacamata spiritual, apa yang menimpa Cina adalah buah dari perilaku kekuasaan Tiongkok yang pongah selama ini. Merasa telah menjadi raksasa ekonomi, sering menindas dan semena-mena. Nah sekarang saatnya mereka mengambil pelajaran berharga: ke depan lebih merendah dan menenggang rasa.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.