Dark/Light Mode

Serangan Fajar

Minggu, 31 Maret 2019 06:57 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Bisa dari pengusaha, bisa pula dari memeras uang negara. Kasus Bowo misalnya, terkait perusahaan negara yang mengurusi pupuk. Serangan fajar sudah menjadi racun dari pemilu ke pemilu. Meski kebiasaan ini sudah lama, obatnya belum ditemukan.

Terus dan terus terjadi. Bahkan, seperti yang pernah viral, ada kampung yang memasang spanduk yang berbunyi “Di Sini Terima Serangan Fajar”. Kasus Bowo adalah alarm yang berbunyi sebelum pemilu.

Baca juga : Selandia Baru

Mestinya, Bawaslu atau aparat hukum bisa segera melakukan langkah antisipatif sebelum serangan fajar terjadi. Masih ada 16 atau 17 hari lagi. Bagaimana langkah konkret dan serius Bawaslu di seluruh Indonesia?

Rakyat perlu tahu. Pengawasan yang kurang menjadi tantangan berat pemilu Indonesia. Biaya politik yang tinggi serta budaya masyarakat yang terkendala faktor ekonomi, juga menjadi persoalan serius.

Baca juga : Jokdri Tak Sampai Final

Uang puluhan ribu atau ratusan ribu yang dibagi menjelang pemilu, yang didapat dari hasil korupsi, menjadi pembunuh demokrasi dan perusak sistem. Dampaknya sangat lama. Seperti lingkaran setan.

Bowo Sidik hanya sial saja. Tapi, ancaman kesialan bangsa ini, jauh lebih besar. Kalau tak ada langkah antisipatif yang serius dan tegas, sungguh sangat berbahaya. Satu amplop berisi Rp 50.000 bisa menjadi benih korupsi 50 miliar! ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.