Dark/Light Mode

PON, Membangun Masa Depan

Minggu, 3 Oktober 2021 07:07 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Menonton siaran langsung sepakbola di GBLA, seperti melihat pertandingan di stadion-stadion klub bola di liga Eropa. Sekarang stadion itu bernasib sama: tak terurus.

Mengurus stadion yang luasnya puluhan hektar memang tak mudah. Biayanya sangat besar. Item yang diurus juga banyak. Jumlah lampunya saja, ada puluhan ribu.

Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab mengurus stadion, juga tak mampu. Biaya perawatan yang dianggarkan, minim.

Baca juga : KBRI Tokyo Resmikan Sentra UMKM Indonesia Di Jepang

PON Papua bisa belajar dari PON-PON sebelumnya. Jangan sampai ada yang terbengkalai dan tidak dimanfaatkan.

Ada tujuh arena baru yang mutakhir di PON Papua: Istora Papua Bangkit, Arena Kriket, Arena Akuatik, Area Panahan, Arena Hoki, Arena Dayung dan Arena Sepatu Roda.

Arena-arena ini, dari sekarang mesti dipikirkan bagaimana perawatan dan pemanfaatannya pasca PON. Jangan terbengkalai seperti stadion-stadion PON sebelumnya.

Baca juga : PON Papua, Wushu DKI Sumbang Dua Emas

Pemerintah perlu memikirkan serius. Kalau perlu bentuk lembaga khusus yang mengurus stadion dan arena-arena ini.

Kemegahan, keindahan dan kekokohan bangunan ini mestinya bukan hanya terawat, tapi juga bisa melahirkan atlet kelas dunia. Bisa menjadi lokomotif kemajuan bagi daerah mana pun yang menjadi tuan rumah.

Karena, membangun stadion bukan hanya soal kemegahan dan keindahan. Bukan hanya soal fisik. Bukan hanya pesta sesaat. Tapi juga tentang membangun masa depan. Menjadi lokomotif peradaban dan kemajuan daerah. Bukan jadi candi-candi berdebu tebal. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.