Dark/Light Mode

Manager PSS Sleman U-16 Jadi Korban Kekerasan Oknum Suporter

Minggu, 23 Juni 2019 07:17 WIB
Tim PSS Sleman. (Foto: Istimewa).
Tim PSS Sleman. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Manager PSS Sleman U-16, Johannes Sugianto, melaporkan insiden tindak pidana penganiayaan yang dilakukan beberapa oknum suporter ke Polda DIY, Jumat (21/6) malam.

Pria yang akrab disapa Pak Jo itu mengungkapkan insiden penganiayaan tersebut terjadi saat ia tengah berbincang dengan pengurus tim PSS lainnya seusai laga kontra Bhayangkara FC di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (21/6).

Saat sedang berbincang, sekitar 4-5 oknum suporter menghampiri Pak Jo kemudian salah satu melayangkan bogem mentah yang mengakibatkannya terjatuh. Pak Jo yang mencoba mengajak oknum suporter untuk berembug justru kembali mendapat pukulan yang mengenai bagian telinga.

Baca juga : Libur Lebaran Usai, Wali Kota Airin Ingatkan Karyawan Fokus Kerja Lagi

Insiden itu berlangsung cepat dan kemudian dilerai. "Saya masih merasakan sakit di bagian tulang rusuk dan telinga. Kepala masih terasa pusing dan pundak terasa kaku.

Dari pemeriksaan, dokter mengatakan ada tulang rusuk yang retak meski sedikit. Jadi saya akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut," kata Pak Jo. Johannes tidak tahu pasti mengapa ia mendapat perlakuan yang tidak sepantasnya dari oknum suporter.

Namun, ketika dipukul, ia mendengar jelas jika oknum suporter itu protes karena dirinya menanyakan uang BCS(Brigata Curva Sud) kepada asistennya di tim PSS Sleman U-16. Terkait dengan 'uang BCS', Johannes pun menjelaskan bila dirinya diminta bantuan oleh manajemen untuk menanyakan hasil penjualan tiket pertandingan saat PSS Sleman vs Arema FC pada laga pembukaan Liga 1. Namun manajemen belum menerima laporan dari hasil penjualan tiket yang dikelola oleh BCS.

Baca juga : Jelang Uji Coba, Pemain Timnas Jalani Pemeriksaan Kesehatan

"Hal yang wajar bila manajemen menanyakan karena belum ada laporan pertanggungjawaban. Berhubung saya dekat dengan beberapa teman di BCS, salah satunya asisten manajer tim U-16, saya pun meminta tolong melalui dia untuk menanyakannya. Mereka yang mengelola pun bisa menjelaskannya kenapa belum masuk laporannya," ujar Johannes.

Lebih lanjut, ia juga heran mengapa oknum suporter yang tidak memiliki kartu identitas (ID card) bisa bebas masuk ke daerah terlarang. Bahkan, wartawan saja tidak diizinkan untuk memasuki daerah tersebut.

"Heran saja kenapa mereka bisa bebas masuk. Padahal, petugas yang menjaga pintu sangat ketat. Wartawan yang punya ID card saja tidak boleh masuk," tambahnya.

Baca juga : Makar, Kivlan Zen Jadi Tersangka

Johannes telah melaporkan insiden ini ke Polda DI Yogyakarta. Ia juga sempat menjalani perawatan di rumah sakit. Setelah melakukan pemeriksaan, ia mengaku masih merasakan pusing dan mengalami keretakan kecil di tulang rusuk.

"Saya masih merasakan sakit di bagian tulang rusuk dan telinga. Kepala masih terasa pusing dan pundak terasa kaku. Dari pemeriksaan, dokter mengatakan ada tulang rusuk yang retak meski sedikit. Jadi saya akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut," kata Johannes. [WUR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.