Dark/Light Mode

Diskusi Potong Gaji Buntu, Pemain Liga Inggris Bisa Minggat

Jumat, 3 April 2020 05:16 WIB
Para pemain Tottenham Hotspur, klub pertama yang potong gaji 20 persen karyawannya. (Foto : Istimewa)
Para pemain Tottenham Hotspur, klub pertama yang potong gaji 20 persen karyawannya. (Foto : Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Diskusi soal pemotongan gaji di Liga Inggris (EPL) menemui jalan buntu. Beberapa klub meminta bantuan pemerintah Inggris untuk membayari gaji stafnya. Namun, adanya pemain yang menerima gaji milyaran menimbulkan kemarahan publik.

Pembicaraan antara Premier League dan Asosiasi Pemain Profesional Inggris (PFA) mengenai rencana pemotongan gaji di Liga Inggris di tengah wabah yang melanda Eropa dan Inggris akhir-akhir ini, gagal mencapai kesepakatan.

Perwakilan senior dari Asosiasi Pemain Profesional Inggris (PFA), Premier League, EFL dan Asosiasi Manajer Liga (LMA) mengatakan mereka akan terus melanjutkan pembicaraan.

Baca juga : Tak Isolasi Diri, Fotografer Pribadi PM Inggris Bisa Tularkan Corona

Beberapa klub sudah mengambil keputusan. Tottenham Hotspur misalnya. Spurs memotong upah sebesar 20 persen sebanyak 550 staf mereka pada April dan Mei 2020 nanti.

Newcastle United serta Norwich City menggunakan skema cuti pemerintah Inggris yang berarti uang publik akan digunakan untuk membayar karyawan. 

“Klub mengambil langkah-langkah untuk mengurangi biaya,” katan Chairman Tottenham Hotspur, Daniel Levy di laman resmi klub.

Baca juga : Dampak Covid-19, Lampard Ragu Liga Inggris Berlanjut

Levy berharap para pemain nantinya bersedia mengikuti kebijakan serupa mengingat belum jelas kapan pandemi COVID-19 akan berakhir dan sejauh mana berpengaruh terhadap persepakbolaan di Inggris.

Tapi pada hari Rabu (1/4), PFA telah mengirim email kepada semua anggotanya meminta tidak menandatangani perjanjian dengan klub mereka tentang pemotongan atau penangguhan upah tanpa berkonsultasi dengan PFA.

Sementara itu keputusan klub untuk mencari bantuan dari dana pemerintah guna membayar staf, namun di aaatvyang sama,  bintang top mereka tetap mendapatkan gaji yang menguntungkan ditentang keras.

Baca juga : PSSI Tunda Kembali Liga, Ini Sikap Persija

Julian Knight, seorang anggota parlemen dari Partai Konservatif mengecam langkah tersebut. “Ini menjengkelkan dan sulit diterima,” kata Knight.

Para pengelola klub tidak memotong atau menunda gaji para pemainnya, khawatir bisa terjadi pemutusan kontrak sepihak. Selain itu, pemotongan gaji tidak ada dalam klausul kontrak. [KW]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.