Dark/Light Mode

Ancam Bunuh Bos BWF

Wahai Netizen, Jangan Bikin Malu Merah Putih

Kamis, 25 Maret 2021 06:15 WIB
Badminton World Federation (BWF). (Foto: Istimewa)
Badminton World Federation (BWF). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Permintaan maaf Federasi Bulu Tangkis Dunia atau Badminton World Federation (BWF) terkait ‘pengusiran’ atlet Indonesia di ajang kejuaraan All England 2021, belum bisa meredakan emosi pecinta bulutangkis di Tanah Air. Sampai kemarin, akun media sosial BWF masih digempur netizen. Sampai-sampai, ada yang mengancam akan membunuh para petinggi BWF. Wahai netizen +62 jangan malu-maluin Merah Putih dong.

Insiden pengusiran tim Indonesia di ajang All England pada pekan lalu, benar-benar bikin marah para pecinta bulutangkis Tanah Air. Sebagian netizen langsung mengungkapkan kekecewaan dengan memborbardir akun media sosial BWF dengan berbagai komentar. Mulai dari menuduh BWF tidak adil, sampai mencaci makinya.

Serangan itu bikin BWF kewalahan dan sempat menutup jendela komentar di akun media sosial miliknya.

Permintaan maaf dari Presiden BWF, Poul Erik Hoyer Larsen melalui surat rupanya dianggap belum cukup oleh netizen. Sampai kemarin, akun Instagram BWF yang beralamat di @bwf.official masih digeruduk oleh komentar netizen. Sayangnya, ada komentar netizen yang sudah kelewatan, yaitu menuliskan komentar bernada ancaman.

Baca juga : Menko Muhadjir : Ketersediaan Air Bersih Mampu Cegah Stunting

Hal itu diketahui dari unggahan story akun BWF yang memperlihatkan tangkapan layar pesan langsung @bwf.official. Pesan itu ditulis pada Selasa 23 Maret 2021 dengan menggunakan bahasa Inggris yang pas-pasan. Pengirim pesan yang mengaku orang Indonesia itu meminta BWF mengunggah video permintaan maaf kepada tim Indonesia.

“Lihat saja, kami akan membunuh setiap anggota kamu, mungkin dimulai dari pemimpin BWF. Bersiaplah,” tulis pengancam itu. BWF merespons pesan tersebut dengan menggunakan fitur stiker Instagram yang mengatakan, “Not Okay. This is not okay,” tulis BWF.

Meski mengaku orang Indonesia, belum diketahui pasti siapa sosok di balik netizen yang mengirim ancaman kepada BWF tersebut. Meski begitu, unggahan tersebut langsung bikin heboh. Warganet ikut menyayangkan kejadian tersebut. Akun @dimassaputra menilai pengirim pesan itu lebay dan bikin malu. “Kayak berani aja,” ujarnya.

Senada disampaikan akun @ninaevayanti. Dia mengaku, miris melihat kejadian ini. “Ada yang ancam mau kirim teroris ke akun IG BWF. Not cool Indonesian supporter. Sumpah norak banget,” tulisnya.

Baca juga : Rancangan Peraturan Menteri Postelsiar, Kominfo Jangan Bikin Aturan Sapu Jagat

Menurut akun @komar96, wajar kalau publik masih kecewa. Meski begitu tidak harus dengan menggunakan kalimat yang memalukan. Kata dia, petinggi BWF kalau merasa salah harusnya mundur.

Insiden ini jadi perhatian Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto. Ia minta masyarakat tidak melakukan keisengan yang bisa berujung pidana. Menurut Gatot, kasus yang menimpa Marcus Fernaldi Gideon dkk di All England sudah selesai seiring dengan surat resmi pernyataan maaf yang disampaikan Presiden BWF, Poul Erik Hoyer, Senin (22/3).

Menurut Gatot, sepanjang sejarah belum pernah Presiden BWF meminta maaf kepada negara tertentu bahkan menyebutkan nama kepala negara. “Bahwa kita kecewa, marah terhadap kebijakan BWF yang kurang transparan, kurang peduli, kami paham. Tapi jangan sampai melakukan hal yang sifatnya iseng tapi bisa masuk ke ranah pidana,” kata Gatot.

Buat Kementerian Pemuda dan Olahraga, yang terpenting saat ini adalah menatap event-event internasional yang sudah banyak menanti ke depannya. Termasuk Olimpiade 2020 Tokyo serta rencana Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

Baca juga : Butuh 3 Menit, Hendrik Tarigan Hentikan Michael Mataheru

Mengenai ancaman terorisme, Gatot menyebut ini bisa menjadi persoalan serius. “Jadi jangan sembarangan menuduh, mengancam, bisa jadi musuh bersama internasional,” ucap Gatot.

“Terakhir, efek digitalisasi ini kan berita jadi worldwide. Berita terkait lembaga asing dan bisa membuat sesuatu yang menjadi daya tarik tertentu di lingkup internasional pasti mendorong mereka untuk tahu. Kami khawatir kalau didiamkan nanti dibilang pemerintah Indonesia yang melakukan pembiaran,” ujar Gatot. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.