BREAKING NEWS
 

Moeldoko Bicara Menyusutnya Lahan Sawah

Kalau Ada Ibu-ibu Teriak Harga Mahal, Saya Jengkel

Reporter : KINTAN PANDU JATI
Editor : SARIF HIDAYAT
Jumat, 14 Desember 2018 12:05 WIB
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko (tengah) dengan para pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia. (Foto: IG @dr_moeldoko)

 Sebelumnya 
Masalah kedua, penyaluran pemodalan yang belum menyentuh secara optimal ke lapisan masyarakat, termasuk ke para petani. Menurtnya, akses permodalan untuk petani harus diperluas. Dan, masalah ketiga mengenai  literasi terhadap kemajuan teknologi. Dia melihat, petani di Indonesia belum berpikir lebih untuk inovasi di sektor pertanian. Padahal dengan melakukan inovasi, bukan mustahil para petani Indonesia bisa sejahtera dan kaya raya. "Petani, kalian harus berpikir menjadi kaya. Bagaimana carannya? ikuti saya. Itu kenapa saya dipanggil panglima tani," tegasnya dengan nada tinggi.

Baca juga : Manjain Konsumen Saat Natal dan Tahun Baru, KAI Maksimalkan Layanan

Moeldoko menekankan, inti dari revolusi 4.0 adalah kolaborasi. Bagaimana mengkolaborasikan teknologi dan science. Berikan teknologi tepat guna bagi petani yang mudah dipahami dan  mudah dijalankan. “Nggak usah berbicara industri 4.0. petani tidak perlu itu, kita butuh teknologi-teknologi yang bisa membuat lebih baik,” imbuhnya.

Baca juga : Perusahaan Perakit iPhone Mau Bangun Pabrik Di Batam

Inflasi Pangan Turun
Di tempat berbeda, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman membeberkan kinerja sektor pertanian selama 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK. Antara lain soal keberhasilan penurunan inflasi pangan.
“Inflasi pangan awalnya 10,57 persen menjadi 1,26 persen. Kalau inflasi naik, kemiskinan naik dan kalau inflasi turun jauh, petani yang merugi. Ini posisi ideal, ukuran pertumbuhan ekonomi Indonesia," ungkap Amran.

Baca juga : Kemenhub Bangun 10 Bandara

Capaian lainnya, lanjut Amran, ekspor pangan naik 29,7 persen dengan nilai Rp 1.360 triliun. Investasi sektor pertanian  naik 110 persen dengan nilai Rp 94,2 triliun. Kemudian, kontribusi sektor pertanian meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) naik 47,2 persen, nilainya Rp 1.375 triliun. Menurut Amran, capaian tersebut diraih berkat program terobosan yang dilakukan pihaknya. Antara lain, melalui perubahan kebijakan atau perubahan sistem melalui online single submission dan pengurusan izin dokumen ekspor yang disusun sesingkat mungkin. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense