BREAKING NEWS
 

Raih Penghargaan AREA 2023, Pupuk Kaltim Perkuat ESG Melalui Inovasi Kitosan

Reporter : IRMA YULIA
Editor : SRI NURGANINGSIH
Selasa, 11 Juli 2023 07:52 WIB
Pupuk Kaltim terus memperkuat ESG melalui inovasi kitosan. (Foto: Dok. Pupuk Kaltim)

 Sebelumnya 
Hal ini juga didasari, banyaknya mitra binaan Pupuk Kaltim berkecimpung di bidang kelautan. Bahkan, beberapa di antaranya menjual produk olahan kepiting, hingga udang yang juga belum tertib dalam mengelola limbah.

"Sesuai komitmen kami mengedepankan prinsip Environment, Social and Governance (ESG) dalam aktivitas bisnis, kami berupaya mengubah pola pikir masyarakat agar lebih bertanggung jawab dalam mengelola limbah, serta tidak membuang sisa hasil tangkapan kembali ke laut," bebernya.

Ia mengakui, salah satu hal yang menjadi tantangan dari kentalnya budaya membuang limbah ke laut dikarenakan sulitnya pengelolaan, serta tidak adanya potensi pengembangan produk lain dari hasil buangan tersebut.

Hal ini, kata Rahmad, akhirnya melahirkan inovasi kitosan cair, yang dikembangkan Pupuk Kaltim melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), dengan memanfaatkan limbah kepiting dan rajungan yang setiap hari bertumpuk untuk dibuang.

Rahmad menjelaskan, pengembangan inovasi ini dimulai sejak 2018, dengan membentuk Kelompok Cangkang Salona di kawasan pesisir Selambai Kelurahan Loktuan, yang merupakan wilayah terdekat Pupuk Kaltim.

"Kelompok ini, memberdayakan ibu rumah tangga hingga pemuda setempat untuk melakukan pemilahan cangkang kepiting dan rajungan sebelum diolah menjadi kitosan cair," katanya.

Baca juga : Salurkan 146 Hewan Kurban, Pupuk Kaltim Sasar 6.351 Mustahik Di Bontang

Awalnya, sambung dia, kelompok binaan yang beranggotakan 10 orang mengumpulkan bahan baku dari limbah cangkang rajungan yang tidak terpakai oleh pengepul di sekitar kawasan Selambai.

Adsense

Lalu secara bertahap, pihaknya memberikan pendampingan dan pembekalan keterampilan bagi anggota kelompok dalam mengelola limbah kepiting dan rajungan, yang selanjutnya diolah menjadi produk kitosan.

Yakni, mulai dari cara memilah limbah, manajemen usaha hingga pelatihan produksi dan pemasaran.

"Prosesnya berjalan dua tahun lebih, kami menggandeng berbagai instansi maupun rumah produksi serupa di Indonesia," ungkapnya.

Rahmad menilai, langkah ini secara tidak langsung turut meningkatkan komitmen dan kesadaran masyarakat, hingga perlahan berdampak terhadap intensitas pembuangan limbah ke laut yang semakin ditekan.

Guna memaksimalkan program, pihaknya pun menyiapkan infrastruktur pengolah yang mulai berproduksi sejak 2021.

Baca juga : Sabet 2 Penghargaan, PKT Siap Genjot Percepatan Laju Dekarbonisasi Tanah Air

"Dalam satu bulan, rumah produksi ini mampu mengolah 150 kilogram (Kg) limbah rajungan, dengan hasil rata-rata 60 Kg berbentuk kitin. Dari total tersebut dihasilkan sekira 40 liter kitosan," bebernya.

Selain itu, produk ini juga sudah mendapat paten berupa penambahan asam asetat (CH3COOH) sebagai pelarut kitosan menjadi pupuk cair, serta izin UKL-UPL dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang untuk aktivitas produksi.

Pihaknya melibatkan berbagai pihak pada proses pengujian efektivitas kitosan, seperti Laboratorium Pengujian Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (LP-PBBI) dan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.

"Kami juga melakukan kesinambungan pengujian, untuk memastikan produk memenuhi standar mutu dan efektivitas dalam merangsang pertumbuhan tanaman," ujar Rahmad.

Hingga kini, kelompok Cangkang Salona telah mereduksi limbah cangkang rajungan hingga 920 Kg dan ini menjadi salah satu pencapaian besar dalam mengurangi limbah sampah rajungan di perairan Kota Bontang.

Rahmad menambahkan, produk pupuk cair dengan merek dagang "Kitosan Salona" tersebut, juga telah lulus uji kualitas, serta dinilai efektif mendorong produktivitas pertumbuhan tanaman mulai awal pertumbuhan. Termasuk, mampu mengurangi intensitas hama dan penyakit.

Baca juga : Menaker Ingin Perusahaan Prioritaskan Keselamatan Kerja

"Selain menekan limbah, program ini juga bagian dari upaya kami menstimulan masyarakat binaan, melalui kegiatan produktif untuk menambah insentif melalui penjualan produk kitosan salona," ujarnya.

Guna mewujudkan keberhasilan program secara berkelanjutan, Pupuk Kaltim telah menetapkan sejumlah target pengembangan pembinaan. Kelompok Cangkang Salona, disiapkan menjadi produsen pupuk kitosan cair skala home industry, sebagai bentuk nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan.

Bahkan, kelompok ini juga mulai berfokus pada plotting target pasar dan strategi promosi untuk memperluas pemasaran produk, guna menjangkau potensi yang lebih luas.

Hal ini juga upaya mendorong terwujudnya 17 indikator Sustainable Development Goals (SDGs) dan kemandirian masyarakat, melalui konsep pembinaan berkelanjutan.

"Mengingat kesejahteraan masyarakat juga fokus dari pengembangan program, maka pendampingan akan terus difokuskan Pupuk Kaltim dengan memperkuat kapasitas kelompok binaan," pungkas Rahmad.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense