RM.id Rakyat Merdeka - Sebagai forum internasional yang mengusung isu ekonomi secara konsisten, G20 mengajukan berbagai inisiatif untuk mengoptimalkan pemanfaatan data.
Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau Digital Economy Working Group (DEWG) telah membahas kerangka Data Free-Flow with Trust (DFFT) dan Cross-Border Data Flow (CBDF) pada gelaran Presidensi G20 Jepang 2019.
Chair DEWG G20 Mira Tayyiba menjelaskan, sebagai upaya lanjutan untuk memajukan kolaboratif tersebut, Pemerintah Republik Indonesia juga menghadirkan lokakarya bertajuk
"Identifikasi Langkah-langkah Penyeimbangan Kepentingan bagi Multistakeholders pada Arus Data Lintas Batas", yang berlangsung secara hibrida dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga : Bali United Bawa Kekuatan Penuh Ke Makassar
Lokakarya itu bertujuan mendorong anggota G20 menuju pemahaman yang lebih seimbang mengenai operasionalisasi DFFT dan CBDF.
"Dengan pertumbuhan internet yang semakin meningkat, kita bertanggung jawab untuk memastikan tata kelola pemanfaatan data, terutama dalam penerapan tata kelola arus data,” ujar Mira, seperti keterangan yang diterima RM.id, Rabu (27/7).
Sebagai bagian dari isu prioritas DEWG, Mira yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) itu berharap, lokakarya tersebut juga dapat mendorong semua pemangku kepentingan dan perwakilan anggota G20 untuk melanjutkan pembahasan secara intensif.
"Saya berharap, lokakarya tersebut dapat menjadi momen untuk belajar melangkah maju dengan pemanfaatan tata kelola data DFFT dan CBDF," tuturnya.
Baca juga : Waketum Golkar Apresiasi Indonesia Tionghoa Bali Dukung Percepatan Vaksinasi
Mira menegaskan, pembahasan tata kelola data memiliki arti penting. Terlebih, dengan peningkatan risiko serta kekhawatiran arus bebas data dari berbagai aspek, seperti teknis, praktis, dan konseptual.
Menurutnya, anggota G20 memiliki keinginan yang sama untuk memajukan diskusi mengenai data yang diusulkan Indonesia.
"Pembahasan tersebut juga merupakan salah satu upaya untuk menjawab berbagai isu tentang pemanfaatan data di masyarakat," ungkap Mira.
Menurut dia, saat ini situasi global semakin bergantung pada langkah-langkah berbasis digital. Misalnya, dalam mendukung pemulihan pandemi Covid-19 dan pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Lokakarya yang digelar dalam rangkaian Pertemuan Ketiga DEWG G20 itu, kata Mira, juga memainkan peran penting dalam pengembangan Ministerial Declaration Draft atau Bali Package.
Dia meyakini, pengembangan hal tersebut dapat dicapai melalui identifikasi kesamaan, komplementaritas, serta elemen konvergensi di seluruh instrumen nasional, regional, dan multilateral. "Dengan demikian, pembahasan itu akan mendorong interoperabilitas di masa depan," imbuhnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.