BREAKING NEWS
 

Penolak PPKM Positif Corona

Demo Berujung Petaka Terjadi Di Kota Kembang

Reporter & Editor :
APRIANTO
Jumat, 23 Juli 2021 07:15 WIB
Aksi penolakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/7/2021). (Foto: Liputan6.com)

 Sebelumnya 
Dengan lemah lembut, gaya khas orang Sunda, pria yang akrab disapa Kang Emil ini, meminta agar masyarakat bersabar, dan berpartisipasi mengendalikan pandemi. Salah satu caranya, dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Semua PPKM Darurat ini bisa berjalan dengan baik, akan ada relaksasi.

"Mohon bersabar. Akan ada PPKM proporsional. Akan ada relaksasi bagi daerah yang mengendalikan. Mudah-mudahan semuanya bisa berpartisipasi," seru Emil.

Baca juga : Bareng Laskar Juang RDP, Polres Metro Bekasi Gelar Vaksinasi Di Tambun

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana berupaya menenangkan warganya. Kata dia, akan ada pelonggaran di Kota Bandung. Di antaranya, penutupan jalan, yang semula tiga kali menjadi hanya sekali, mulai pukul 18.00 sampai 05.00. Hanya saja, kepastian relaksasi ini akan dibahas Sekda Kota Bandung bersama jajaran Kepolisian.

Atas kejadian yang tidak mengenakan ini, Yana khawatir akan ada klaster baru di Kota Kembang. Terlebih, hasil tes acak pihak Kepolisian kepada sejumlah massa aksi, ternyata ada yang positif Corona.

Baca juga : Pemerintah Jangan Bimbang!

Lalu, bagaimana dampak aksi ini dari kacamata pakar kesehatan? Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menyayangkan masih terjadi aksi di tengah tingginya penularan Corona. "Dalam situasi positivity rate yang tinggi, 5 kali lipat dari ambang batas tertinggi WHO, itu namanya risiko paparannya tinggi sekali," ulasnya.

Dicky memprediksi, yang terkonfirmasi positif jauh lebih banyak ketimbang yang sudah ada saat ini. Sebab, mereka sudah berkerumun dengan orang yang positif. Dia pun menyarankan agar semua peserta aksi itu dites ulang.

Baca juga : Positif Covid-19, Pecatur Susanto Megaranto Terhenti Di Putaran Kedua

Dalam kondisi demo seperti itu, yang positif memang tampak sehat-sehat saja. Apalagi, kebanyakan peserta aksi itu masih muda. Tetapi, akan sangat berbahaya jika mereka membawa virus dan menularkan kepada orang yang memiliki riwayat penyakit bawaan alias komorbid. Sehingga akan menambah beban rumah sakit.

"Bukan kita tidak empati terhadap aksi mereka, tetapi cari cara yang lebih elegan dan aman. Karena kita harus menyayangi diri sendiri dan sesama," pungkas Dicky. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense