RM.id Rakyat Merdeka - Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Ditjen Aptika Kominfo RI) bekerja sama dengan DPR kembali mengadakan acara Webinar Literasi Digital Kominfo, Kamis (2/9). Kali ini, temanya, "Tantangan Industri Media Konvensional dalam Era Digital".
Melalui Webinar Literasi Digital ini, Ditjen Aptika Kominfo ingin mengedukasi peserta webinar yang terdiri dari berbagai pegiat teknologi informasi digital, di antaranya aktivis media sosial, blogger dan jurnalis yang tersebar di berbagai media online, untuk berjuang bersama-sama menciptakan iklim literasi digital.
Caranya, dengan mendorong mereka untuk berkreasi dan berinovasi dalam dunia digital. Webinar Literasi Digital Aptika Kominfo menghadirkan empat pemateri ahli.
Keempatnya adalah Anggota Komisi I DPR RI Hillary Brigitta Lasut, Guru Besar Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Prof. Dr. Widodo Muktiyo, Sekjen Garda Pemuda (GP) Nasdem Moh. Haerul Amri, dan Anggota DPRD Sulawesi Utara Sherly Tjanggulung.
Baca juga : Sandi Ajak Pengusaha Ciptakan Konten Kreatif Lewat Platform Digital
Hillary Brigitta Lasut dalam sambutannya sebagai keynote speaker menyampaikan, di era digital, siapapun yang tidak mampu beradaptasi maka harus bersiap-siap akan tertinggal. Termasuk, industri media.
"Media-media yang tidak siap dengan serbuan internet dipastikan tidak akan mampu bertahan lama," tuturnya, Kamis (2/9).
Karena itu, lanjut Hillary, dibutuhkan kreativitas media untuk tetap mampu bertahan. Salah satunya, dengan konvergensi media.
"Konvergensi media atau pun integrasi atau pun penggabungan berbagai macam media ke dalam salah satu platform melalui teknologi digital," ujar Hillary.
Baca juga : Menteri Sandi Berupaya Jadikan Wisata Geopark Maros Jadi Kelas Dunia
Sementara Prof. Dr. Widodo Muktiyo mengutip pernyataan Executive Director Nielsen Media Hellen Katherina pada tahun 2020, yakni saat ini media digital di Tanah Air sudah lebih banyak dibandingkan dengan media cetak. Hal ini, kata dia, terjadi karena adanya ledakan konektivitas digital.
"Di mana semua orang di bumi akan terhubung satu sama lain, sehingga akan menghasilkan peningkatan produktivitas, kesehatan, pendidikan, kualitas hidup dan berjuta kesempatan lain di dunia nyata,” ujarnya.
Dia juga memaparkan, dengan adanya ledakan konektivitas digital, pemerintah melakukan lima langkah percepatan transformasi digital di era Covid-19.
Pertama, melakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital serta penyediaan layanan internet. Kedua, menyiapkan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis.
Baca juga : Generasi Muda Optimis Polri Kian Adaptif Dan Inovatif
Berikutnya ketiga, mempercepat Integrasi Pusat Data Nasional. Kemudian keempat, menyiapkan regulasi atau skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital secepat-cepatnya, Dan terakhir, kelima, menyiapkan kebutuhan SDM Talenta Digital.
Sementara itu, Sekjen GP Nasdem Moh. Haerul Amri mengatakan, media massa merupakan alat untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada masyarakat luas.
Perkembangan teknologi yang saat ini terjadi, membuat masyarakat mengakses serta menyebarluaskan informasi secara cepat dan mudah.
Kemajuan teknologi dan informasi saat ini tentu memiliki dampak positif dan negatif yang mempengaruhi perubahan sosial di masyarakat.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.