BREAKING NEWS
 

Usut Bom Di Rumah Pimpinan KPK

Polisi Kasih Kabar Buruk

Reporter : OKTAVIAN SURYA DEWANGGA
Editor : WAHYU SURYANI
Selasa, 15 Januari 2019 10:11 WIB
Kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo, yang menjadi sasaran teror bom. Teror ini juga dialami Wakil Ketua KPK Laode M Syarif. (Foto: Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Polisi memberi kabar buruk dalam pengusutan kasus teror bom di rumah dua pimpinan KPK. Mereka kesulitan mencari sidik jari pelaku, lantaran bomnya terlalu banyak dijamah. Kasus ini pun terancam buntu seperti kasus Novel Baswedan.

Kendala ini diungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo. Contohnya, bom molotov di rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarief yang ditemukan 9 Januari lalu. "Sudah terlalu banyak dari warga sekitar yang pegang itu," ujar Dedi di Mabes Polri, Senin (14/1). 

Apalagi, botol tersebut telah disiram air saat warga setempat berusaha memadamkan api yang tersulut dari bom molotov itu. "Perlu teknologi khusus lagi. Teknologi penguapan belum muncul, harus ada teknologi lain untuk memunculkan sidik jari," tuturnya.

Di rumah Ketua KPK Agus Rahadjo, kendala soal sidik jari juga dihadapi. Barang bukti tersebut juga sudah terkontaminasi dengan sidik jari warga sekitar dan petugas. "Tas itu kan juga diturunkan oleh anggota. Paralon juga. Paralon itu kan digergaji, supaya kita bisa mengecek komponen senyawa yang ada dalamnya. Dan ternyata fake bomb alias palsu. Banyak sidik jari di situ. Itu masih didalami juga sidik jarinya," beber Dedi.

Baca juga : Polisi Pastikan Penemuan Bom Di Rumah Bos KPK Itu Palsu

Proses itu tentunya butuh kesabaran. Harus detail. Tidak bisa buru-buru. "Saat ini, korps baju coklat tengah membuat sketsa wajah pelaku teror kedua pimpinan komisi antirasuah itu. Polisi mendalami rekaman kamera CCTV di rumah, dan sekitar lingkungan rumah keduanya.

Dedi bilang, pembuatan sketsa ini memakan waktu yang tidak singkat. Butuh kesabaran tim ahli pembuat sketsa wajah, untuk menggambarkan kembali pelaku teror. Sketsa akan dibuat berdasarkan keterangan saksi, yang sempat berinteraksi dengan terduga pelaku.

Adsense

Didalami analisa CDR CCTV dan sketsa wajah, karena 2 orang saksi masih harus mengingat-ingat wajah seseorang yang sudah satu minggu lamanya. "Ini butuh kesabaran dari ahli sketsa, agar bisa menggambarkan kembali sesuai keterangan 2 orang saksi tersebut," ujar Dedi.

Salah satu saksi, penjual bubur di sekitar rumah Agus mengatakan, sebelum teror terjadi, ada orang tidak dikenal yang menanyakan kediaman Agus.

Baca juga : Wadah Pegawai KPK Kutuk Aksi Teror Kepada Bosnya

Terkait hal ini, Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal malah menyebut, korps baju coklat mengindikasikan adanya 'petunjuk menarik' dalam kasus teror itu. Namun, petunjuk menarik yang dimaksud belum bisa disampaikan Polri.

Petunjuk menarik, ada beberapa orang yang diduga terkait peristiwa itu, tapi kita tidak buru-buru menyimpulkan. "Butuh rangkaian teknis penyidikan seperti kita cek alibinya," ujar Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/1) sore.

Bahkan, menurut dia, petunjuk menarik itu menjadi atensi dan disebut oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Kepolisian masih mendalami petunjuk yang dimaksud. "Ada petunjuk menarik kata Bapak Kapolri, sedang kita dalami. Ada memang wajah, ada juga petunjuk lain. Kita sedang dalami itu," ungkapnya.

Apa petunjuk menariknya, tidak disampaikan demi kepentingan penyidikan kasus teror pada dua pimpinan KPK tersebut. "Ketika kami buka ke publik, bisa mengganggu proses penyelidikan ini," ucap Jenderal bintang dua itu.

Baca juga : Wiranto: Tangkap & Hukum Pelakunya!

Di lain pihak, Jubir KPK Febri Diansyah tidak merespon saat diminta tanggapan soal ini. Pesan singkat yang dikirimkan Rakyat Merdeka juga tidak berbalas. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense