BREAKING NEWS
 

Eksklusif Dengan Dirut Pertamina, Nicke Widyawati

Kami Aktif Mengembangkan Bisnis Baru EBT

Reporter & Editor :
UJANG SUNDA
Sabtu, 29 Oktober 2022 07:50 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (Foto: Instagram/nicke_widyawati)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Pertamina (Persero) telah menyatakan komitmen untuk mendukung Pemerintah mencapai target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060. Untuk merealisasikan dukungan itu, tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan di tengah tantangan krisis energi serta ekonomi global. Sementara, Pertamina merupakan ujung tombak dalam mengelola dan memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri.

Seperti apa program dan strategi perusahaan pelat merah itu untuk mendukung target NZE? Berikut ini wawancara Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara dengan Direktur Utama Nicke Widyawati di Jakarta, belum lama ini.

Apa rencana strategis Pertamina dalam mendorong Net Ze­ro Emission?

Baca juga : Target Jadi Bank Terbaik & Terbesar di Asia Tenggara

Pertamina berambisi menjadi perusahaan energi global terkemuka dan bereputasi baik serta diakui sebagai Environmentally Friendly Company, Socially Responsibility Company, and Good Governance Company. Hal itu menjadi komitmen Pertamina untuk menerapkan Kerangka Environment, Sustainability, & Governance(ESG) di semua lini bisnis perusahaan, untuk mendo­rong keberlanjutan bisnis di masa depan. Sebagai perusahaan energi, Pertamina memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi pilar pencapaian NZE di Indonesia, dengan prinsip keterjangkauan dan kewajaran, affordability and fairness.

Untuk mencapai aspirasi Net-Ze­ro, Pertamina telah mengembangkan strategi holistik yang disampaikan melalui 2 pilar dan 3 enabler. Kedua pilar utama tersebut, pertama, upaya dekarbonisasi dalam aktivitas bis­nis dan pengembangan Bisnis Hijau baru. Sedangkan 3 enabler yang akan mendukung rencana Pertamina dalam mendorong NJE, yaitu per­tama, mengembangkan standar penghitungan karbon yang telah disetujui oleh regulasi nasional dan internasional, serta penerapan Car­bon Pricing, dimulai dari internal Pertamina. Kedua, membangun organisasi keberlanjutan yang akan mengawasi bisnis Pertamina berada di jalur yang benar untuk tujuan Net Zero Roadmap. Dan ketiga, keterlibatan pemangku kepentingan untuk sepenuhnya mendukung target dan komitmen NZE Nasional.

Dalam mengembangkan energi bersih, apa yang bisa kita harapkan di Indonesia dalam 5 tahun ke depan?

Baca juga : Top, Nicke Widyawati Raih Penghargaan Most Powerful Women 2022

Sebagaimana tertuang dalam Rencana Umum Energi Indonesia (RUEN), Indonesia menargetkan komposisi energi baru dan terbaru­kan (EBT) pada tahun 2025 mencapai 23 persen dari total kapasitas terpasang, yang hampir dua kali lipat dibandingkan dengan kapa­sitas terpasang 2022 yang hanya sekitar 15 persen.

Saat ini pembangkit listrik di Indonesia masih didominasi oleh batubara dan gas. Namun seperti yang tertuang dalam komitmen NZE Indonesia pada tahun 2060, Indonesia akan mengganti penggunaan batubara dengan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan yang sebagian besar berasal dari tenaga surya, hidro, dan angin.

Pertamina sebagai Perusahaan Energi, juga aktif ber­patisipasi untuk transisi energi di Indonesia tersebut. Sesuai dengan salah satu pilar dalam Strategy NZE Pertamina, kami mengembangkan Bisnis Baru dari RBT yang lebih hijau. Antara lain: meng-upgrade kilang Pertamina untuk meng­hasilkan bahan bakar ramah lingkungan, pengembangan lebih lanjut Bioenergi dalam bentuk biomassa dan bioetanol, mengoptimalkan potensi dan meningkatkan kapasitas panas bumi terpasang serta komersialisasi hidrogen.

Baca juga : Nicke Widyawati, Tokoh Ketahanan Energi Nasional

Selain itu, Pertamina mengam­bil peran strategis dalam eko­sistem baterai yang terinte­grasi dan penyimpanan energi di Indonesia. Kami juga mem­perkuat gasifikasi terintegrasi kami, membantu pelanggan kami di sektor transportasi, ru­mah tangga, dan industri untuk mengurangi emisi. Di bidang pembangkit listrik, kami terus meningkatkan pemanfaatan proyek EBT serta rendah kar­bon yang memungkinkan kami mengurangi jejak karbon. Kami terus berupaya untuk menerap­kan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) dalam peningkatan produksi beberapa ladang minyak dan gas.

Menurut Anda, apa tantangan dalam mempercepat transisi energi di Indonesia?

Mengingat posisi Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, transisi energi juga harus menjamin keterjangkauan energi bagi masyarakat, affordability of energy. Ada tiga tantangan utama dalam transisi energi, yaitu kesiapan teknologi, aspek pembiayaan, serta akses dan infrastruktur. Namun yang kami perlukan dukungan penuh terutama di bidang technology and financing dengan kerja sama global dari negara-negara maju.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense