BREAKING NEWS
 

Polkasi Dorong BPIP Galang Kalangan Muda Agar Tak Tergoda Paham Radikal

Reporter : NANA MAULANA
Editor : UJANG SUNDA
Sabtu, 25 Juli 2020 10:20 WIB
Pendiri Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia (Polkasi) Stanislaus Riyanta (kiri). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pendiri Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia (Polkasi) Stanislaus Riyanta mendorong Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memaksimalkan peran menggalang kalangan muda Indonesia agar tidak tergoda kelompok berpaham radikal. Sebab, kalangan muda merupakan pihak yang rentan tergoda paham radikal.

“BPIP ini agar menguatkan Pancasila kepada pemuda agar generasi muda itu tidak tergoda untuk bergabung dalam ideologi radikalisme,” kata Stanislaus ,dalam diskusi virtual yang digawangi Indonesian Journalist of Law, Jakarta Barat, Jumat (24/7).

Baca juga : Semoga Saja Stok Pangan Kita Aman Dan Terkendali

Dalam diskusi virtual bertema Radikalisme di Kalangan Remaja ini, Sanis menjelaskan, pencegahan paham radikal bagi kalangan generasi muda Indonesia adalah pekerjaan penting. Upaya pencegahan paham radikalisme dan intoleransi di kalangan generasi muda Indonesia juga tidak bisa dikerjakan satu elemen atau lembaga saja. Perlu ada kolaborasi dan bersinergi antarlembaga lainnya.

Adsense

“Sejauh ini, kerja-kerja pencegahan masif dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Tapi, perlu ada penguatan lainnya dengan pelibatan lembaga-lembaga lainnya, baik itu BPIP, Kepolisian, maupun lembaga-lembaga terkait,” ujar pemerhati intelijen tersebut.

Baca juga : Dorong Perbaikan Tata Kelola, KPK Beri Pendampingan Pemda se-Jawa Tengah

Stanis menambahkan, selama banyak aksi terorisme yang melibatkan kaum muda, bahkan anak-anak. Hal itu terlihat di aksi terorisme di Hotel JW Marriot, Bom Bali, sampai bom bunuh diri satu keluarga yang melibatkan anak-anak yang terjadi di Surabaya.  Dia menegaskan, hal ini harus menjadi perhatian serius. "Anak-anak itu bukan pelaku, akan tetapi sebagai korban," terang Stanis.

Ia menjelaskan, cara mempelajari dan merakit bom bertebaran di internet. Konten-konten itu banyak diakses anak muda. Untuk itu, dia juga meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memblokir situs-situs atau konten-konten itu. "Tutorial membuat bom itu agar diblokir," tutur Stanis.

Baca juga : Ketum Parpol Tak Kena Reshuffle

Tak lupa, dia juga mengingatkan peran keluarga untuk mengawasi anak-anaknya agar tidak terjerembab dalam paham radikal. "Melawan paham radikal tidak bisa ditangani satu instansi. Tapi semua pihak agar ikut terlibat," tandasnya. [NNM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense