BREAKING NEWS
 

Jurus Erick Selamatkan Maskapai BUMN

Garuda Fokus Layani Pasar Domestik Aja...

Reporter : IRMA YULIA
Editor : FAZRY
Minggu, 6 Juni 2021 05:32 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir memaparkan strategi penyelamatan Garuda Indonesia yang mengalami krisis keuangan akibat pandemi Covid-19, Jakarta (2/6/2021). (Foto : Istimewa).

 Sebelumnya 
Ketiga, merestrukturisasi Garuda dan mendirikan perusahaan maskapai nasional baru. Opsi ini mencontoh dari kasus yang terjadi pada Sabena Airlines asal Belgia dan Swissair asal Swiss.

Nantinya, Garuda akan dibi­arkan melalui restrukturisasi, namun di saat bersamaan mulai didirikan perusahaan maskapai penerbangan domestik baru. Maskapai baru ini akan mengam­bil alih sebagian besar rute do­mestik Garuda dan menjadi na­tional carrier di pasar domestik.

Opsi ini dimaksudkan untuk tetap menjaga Indonesia memi­liki national flag carrier, tetapi tentu perlu eksplorasi lebih lan­jut. Ada pun estimasi modal yang dibutuhkan untuk pembuatan maskapai baru mencapai 1,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 17,1 triliun.

Baca juga : Selamatkan Garuda, Erick Bakal Pangkas Jumlah Komisaris

Keempat, Garuda dilikui­dasi dan sektor swasta dibiarkan mengisi kekosongan. Lewat opsi melikuidasi Garuda, maka pe­merintah akan mendorong sek­tor swasta untuk meningkarkan layanan udara. Misalnya, dengan pajak bandara atau subsidi rute yang lebih rendah.

Opsi ini mencontoh dari kasus yang terjadi pada Varig Airlines asal Brasil dan Malev Hungarian Airlines asal Hongaria. Namun catatan pada opsi ini, artinya Indonesia tidak lagi memiliki national flag carrier.

Direktur Utama Garuda In­donesia Irfan Setiaputra eng­gan menanggapinya. “Detail sebaiknya cek ke Kementerian BUMN ya,” kilahnya.

Baca juga : Masyarakat Harus Laporkan Kasus Pelanggaran Prokes

Di kesempatan berbeda, Irfan pernah menjelaskan, bahwa saat ini utang perseroan mencapai Rp 70 triliun dan bertambah Rp 1 triliun setiap bulannya.

“Secara cash sudah negatif. Secara modal sudah minus Rp 41 triliun,” ujar Irfan dalam re­kaman internal, Senin (24/5).

Pengamat penerbangan Alvin Lie berpendapat, meski kondisi sulit sekalipun, Garuda sebagai BUMN harus tetap beroperasi.

Baca juga : Menteri Erick : Integrasi Pembiayaan Ultra Mikro Jadi Prioritas Pemerintah

“Garuda sebagai BUMN, (beroperasi) tidak hanya murni bisnis. Tapi ada misi negara, juga punya kepentingan perdagangan dan lain-lain. Jadi, biar rugi tetap harus dijalani,” tutur Alvin kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Meski memiliki utang men­capai Rp 70 triliun, kata dia, Garuda masih mampu bertahan bila dilihat dari pola bisnis atau usaha perusahaan. Karena itu, dia setuju Garuda lebih fokus melayani penerbangan domes­tik yang masih sangat besar potensinya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense