BREAKING NEWS
 

Diungkap Airlangga

Dana Beli Vaksin Segini: Rp 70.000.000.000.000

Reporter & Editor :
APRIANTO
Selasa, 24 Agustus 2021 08:05 WIB
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara Puncak HUT ke-43 Tahun Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang digelar secara virtual, Senin (23/8/2021). (Foto: Humas Kemenko Perekonomian)

 Sebelumnya 
Nah, jika kalah cepat dengan vaksinasi yang sedang dikebut pemerintah, maka peneliti vaksin Merah Putih akan kesulitan mencari relawan uji klinis. Karena banyak masyarakat sudah divaksin.

Menurut Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Unair, Fedik Abdul Rantam, masyarakat yang telah menerima vaksin Covid-19 sebelumnya, tidak dapat menjadi relawan dalam uji klinis. Akan tetapi, ia sesumbar, pihaknya dapat mengatasi tantangan tersebut. Fedik optimis vaksin yang dikembangkannya dapat memperoleh izin penggunaan darurat atau EUA tahun depan.

Baca juga : Menko Airlangga Ajak Kadin Berperan Dalam Penyediaan Vaksin Mandiri

“Harapan kami, memang nanti bulan Maret (2022) sudah bisa menerima EUA dan selanjutnya baru bisa diproduksi,” ucap Fedik dalam Webinar Kemajuan Riset Vaksin Merah Putih yang diselenggarakan oleh Society of Indonesian Science Journalists (SISJ), kemarin.

Vaksin lokal lain, yakni Vaksin Nusantara sebetulnya sejak Juni lalu mulai memasuki uji klinis tahap 3. Tapi, vaksin yang berbasis sel dendrintik itu, terhambat izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca juga : Nama Airlangga Hartarto Makin Wangi

Tapi, ikhtiar mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto itu, kabarnya justru disambut negara lain. Belum lama ini, kabarnya vaksin buatannya itu sudah dipesan Turki sebanyak 5,2 juta dosis.

“Turki sudah memesan sebanyak 5,2 juta dosis,” klaim Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Unair Prof drh Chairul Anwar Nidom.

Baca juga : Pengusaha Ritel Ingin Daya Beli Naik Lagi

Bagaimana tanggapan epidemilog soal biaya vaksin? Ahli Epidemiologi, Hariadi Wibisono tak terlalu mempersoalkan biaya vaksin dan dari mana didatangkannya. Mau impor atau produksi sendiri. Karena, baginya yang terpenting itu adalah vaksinnya ada.

“Bagi saya, bagaimana secepatnya ada vaksin. Yang terpenting, bagaimana secepatnya target vaksinasi 70 persen bisa segera tercapai,” kata Hariadi yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) lewat sambungan telepon, tadi malam. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense