Dark/Light Mode

Diungkap Bos Apindo

Sekarang, Banyak Bisnis Bangkrut

Rabu, 22 April 2020 06:47 WIB
Sofjan Wanandi
Sofjan Wanandi

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat kenaikan investasi hingga 8 persen di triwulan pertama 2020. Namun, dunia usaha memprediksi kondisi ini tidak akan bertahan di triwulan kedua hingga akhir tahun 2020. 

Tak hanya itu, target investasi sebesar Rp 886,1 triliun juga sulit terealisasi. 

Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi mengatakan, realisasi investasi di triwulan pertama tidak bisa menjadi cerminan kondisi investasi bakal masuk ke Indonesia tahun ini. Pasalnya, tiga bulan pertama (Januari-Maret) kondisi ekonomi Indonesia belum terpengaruh wabah virus corona. 

“Triwulan pertama itu belum terpengaruh corona, karena pelambatan ekonomi baru terjadi di akhir Maret. Tapi, kalau melihat kondisi saat ini, bisa dipastikan investasi, Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) bakal anjlok drastis,” kata Sofyan kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Baca juga : Mau Jadi Pimpinan KPK Pun Minta Bantuannya Ke Luhut

Hal tersebut, kata Sofyan, terjadi lantaran dunia usaha di tingkat global maupun dalam negeri sedang berjuang supaya bisa selamat dari hantaman wabah corona dan resesi ekonomi global saat ini. Sehingga, rencana investasi akan dikesampingkan. 

“Saat ini, banyak bisnis pada bangkrut. Yang kuat pun pasti alokasikan dananya untuk persiapan dan pengamanan bisnisnya. Tidak mungkin mereka investasi dalam kondisi tidak menentu seperti saat ini. Pasti tunggu sampai corona selesai dulu,” ujar Sofyan. 

Ia melanjutkan, investasi PMA menjadi sektor yang paling terdampak karena penyebaran virus corona sudah lebih dulu terjadi di luar negeri seperti Asia, Eropa dan Amerika. 

Oleh karena itu, di triwulan pertama, realisasi investasi PMA sudah mulai terdampak corona meskipun belum terlalu besar. Selain itu, banyak bahan baku industri Indonesia yang diimpor dari luar negeri jadi alasan turunnya minat investasi asing ke dalam negeri. 

Baca juga : Hasto Pernah Makan Siang Dengan Si Penerima Suap

“Prediksi kita, di triwulan kedua investasi akan anjlok drastis. Sangat berat kondisi saat ini. BKPM boleh saja optimis, tapi tetap harus realistis melihat kondisi ekonomi global dan nasional,” kata Sofyan. 

Saat ini, berbagai lembaga keuangan dunia sudah memproyeksi penurunan ekonomi dunia. Bahkan ada proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini bakal negatif. Ramalan-ramalan tersebut, lanjut Sofyan, pastinya akan mempengaruhi pemilik modal untuk berinvestasi. Pengusaha, pasti akan wait and see sebelum memutuskan berinvestasi. 

“Kondisi saat ini bisa saja industri alat kesehatan atau farmasi yang masih berinvestasi, tapi jumlahnya sangat kecil. Di sisi lain, manufaktur yang jadi andalan anjlok besar-besaran, dengan kata lain, target investasi tahun ini yang ditargetkan BKPM Rp 886,1 triliun mustahil terealisasi,” ujarnya. 

Kepala Ekonom BNI, Ryan Kiryanto mengatakan, turunnya investasi penanaman modal asing di Indonesia tidak mengejutkan karena terjadi di tengah pandemi corona. 

Baca juga : Lagi, Jokowi Minta Penyaluran Bantuan Sosial Jangan Terlambat!

PMA akan cenderung menurun karena negara yang menjadi sumber PMA sedang fokus pada penanganan virus tersebut, di negaranya masing-masing. 

Oleh karena itu, momentum ini menurutnya, akan menjadi kesempatan bagus untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) melakukan investasi yang lebih besar untuk mengisi terkikisnya PMA. 

“Apalagi harga atau nilai material untuk kelengkapan investasi seperti harga tanah, harga bahan baku domestik, harga bahan penolong sedang menurun karena kesulitan pembeli. Jika ini terjadi, komposisi PMDN akan melampaui PMA sehingga menguatkan daya tahan perekonomian nasional,” jelasnya. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.