Dark/Light Mode

Beragam Jurus Atasi Polusi Belum Meraih Hasil Optimal

Abdurrahman Suhaimi: Bersepeda Mesti Digalakkan Lagi

Minggu, 27 Agustus 2023 06:30 WIB
Abdurrahman Suhaimi, Anggota Komisi D DPRD DKI. Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id
Abdurrahman Suhaimi, Anggota Komisi D DPRD DKI. Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id

RM.id  Rakyat Merdeka - Polusi udara di DKI Jakarta masih menjadi persoalan. Beragam jurus alias upaya sudah dilakukan, namun belum meraih hasil signifikan.

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), biang kerok utama polusi udara di Jakarta dan sekitarnya adalah, kendaraan dengan bahan bakar minyak (BBM).

Hal itu disampaikan Deputi Koordinator Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin. 

Baca juga : Gembong Warsono: Usia Kendaraan Perlu Dibatasi

Dia mengutip studi yang dilakukan Vital Statistic DKI Jakarta, bahwa polusi udara di Jakarta, hampir 70 persen berasal dari sektor transportasi. Berdasarkan Vital Statistic Jakarta, dari lima polutan, ada SO2, NOX, CO, PM 10 dan PM 2,5. 

"Partikel yang paling berbahaya, PM 2,5, karena sangat kecil dan bisa masuk paru-paru. Empat dari lima polutan dalam studi ini, keluar dari sektor transportasi, yang terbesar adalah PM 2,5, sekitar 67 persen," jelasnya, dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (26/8).

Rachmat menambahkan, sektor industri dan sektor pembangkit listrik juga berperan besar menjadi penyumbang polusi udara di Jakarta. "Industri 26,8 persen, power plant 5,7 persen. Jadi, dua per tiga polusi ini datang dari transportasi," bebernya.

Baca juga : Di Atas 3 Derajat, Hilal Awal Ramadan Berpeluang Besar Dapat Dirukyat

Menurutnya, ada sekitar 20 juta kendaraan bermotor di Jakarta. Hal itu belum termasuk kendaraan yang keluar masuk Jakarta. "Yang keluar masuk, ada 17 juta motor, sekitar 3 juta mobil. Belum lagi bus, truk dan sebagainya," papar Rachmat.

Penyumbang polusi di Jakarta, seperti sektor industri dan pembangkit listrik juga menghasilkan polutan yang berbahaya bagi tubuh manusia. "Ada PLTU, ada ribuan industri. Ini semua saling berkontribusi," tandasnya.

Solusi utamanya, kata dia, bagaimana menurunkan pembakaran. Bagaimana limit emisi jika pembakaran terjadi, dan bagaimana melindungi masyarakat dari terpapar polusi.

Baca juga : Hasil Istikharah, Iwan Bule Mantap Tak Calonkan Diri Lagi

Anggota DPRD DKI Jakarta juga angkat bicara soal polusi ini. Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menyatakan, perlu ada langkah terobosan menangani polusi udara ini. 

Berbeda, Anggota Komisi D DPRD DKI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Abdurrahman Suhaimi menyarankan agar penggunaan transportasi massal, jalur sepeda dan akses pejalan kaki dimaksimalkan demi mengatasi polusi.

Berikut wawancara dengan Abdurrahman Suhaimi mengenai hal ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.