Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Relawan Mas Gibran Gelar Pembagian Sembako Di Jabar, Jatim Dan Sumut
- Sukses Perbaiki BUMN, DPR Puji Tangan Dingin Erick Thohir
- Harga Emas Pagi Ini Rp 1.122.000 Per Gram
- Sah, Jay Idzes Dan Nathan Tjoe-A-On Gabung Timnas Indonesia
- 1/2 Musim Dibayar Rp 5 M, Ini Target Radja Nainggolan Bersama Bhayangkara
Penyebaran Nyamuk Wolbachia Bikin Gempar Masyarakat
Siti Nadia Tarmizi: Untuk Turunkan Penyebaran DBD
Selasa, 21 November 2023 00:40 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Kebijakan Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyebarkan nyamuk wolbachia ke beberapa wilayah, menuai kontroversi.
Kebijakan tersebut mendapat penolakan. Di Bali, Pemerintah Daerah menolak penyebaran nyamuk wolbachia.
Bahkan, mantan Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari ikut mempertanyakan langkah pengendalian demam berdarah dengue (DBD) dengan cara tersebut.
Baca juga : Papua Paru-paru Dunia Hutannya Wajib Dijaga
"Ini menimbulkan ketidaknyamanan kita sebagai bangsa yang berdaulat. Dari segi kesehatan, DBD telah terkendali dengan program-program dari Kemenkes," tutur Siti Fadilah dalam konferensı pers, Senin (13/11).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, Kemenkes menerapkan inovasi teknologi wolbachia untuk menurunkan penyebaran DBD. "Wolbachia adalah bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk," tandasnya.
Wolbachia tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga, dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan serangga inangnya. Ini merupakan sifat alami dari bakteri wolbachia. Wolbachia ditemukan di dalam tubuh nyamuk aedes albopictus secara alami.
Baca juga : Bertemu Tokoh Masyarakat Kab. Batu Bara, Ganjar Tegaskan Pentingnya Kerukunan
Kata dia, efektivitas pemanfaatan teknologi wolbachia untuk menurunkan kejadian demam berdarah, sudah dibuktikan di 13 negara, yaitu di Australia, Brazil, Kolombia, El Salvador, Sri Lanka, Honduras, Laos, Vietnam, Kiribati, Fiji, Vanuatu, New Caledonia, dan Meksiko.
Kendati begitu, muncul penolakan masyarakat. Menurut Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo, penolakan itu muncul karena kurangnya sosialisasi.
"Pihak yang menolak wolbhachia, termasuk seorang mantan menteri kesehatan, maksudnya baik," kata politisi PDIP ini.
Baca juga : MU Perubahan Masifkan Gerakan Di Jawa Tengah Menangkan Anies-Imin
Untuk lebih jelasnya, berikut wawancara dengan Siti Nadia Tarmizi mengenai penyebaran nyamuk wolbachia.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya