Dark/Light Mode

Optimis Nadiem Bakal Majukan Pendidikan

Wakil Ketua Komisi X: Kasih Kesempatan Dong

Kamis, 7 November 2019 07:24 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian, bersama Mendikbud Nadiem Anwar Makarim (Foto: Instagram)
Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian, bersama Mendikbud Nadiem Anwar Makarim (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kabinet Indonesia Maju untuk periode kedua kepemimpinan Presiden Jokowi telah dilantik. Salah satu nama menteri yang mendapat perhatian publik adalah Nadiem Anwar Makarim.

Pendiri Gojek ini diberikan amanah sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Berbagai respons muncul. Ada yang menilai penunjukan tersebut sudah tepat. Harapannya, Nadiem mampu membawa gagasan inovatif dalam bidang pendidikan. Namun, tidak sedikit pula yang mempertanyakan penunjukan Nadiem sebagai Mendikbud. Rekam jejak Nadiem dalam dunia pendidikan yang belum terlihat menjadi alasan utama.

Rabu (6/11), Nadiem menghadiri rapat perdananya dengan Komisi X DPR, yang membidangi pendidikan, olahraga, dan sejarah. 

Nadiem yang siap menuntaskan visi misi Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma'ruf Amin menyampaikan lima poin pokok rancangan kerjanya. Yakni: pendidikan karakter, deregulasi dan debirokrasi, meningkatkan inovasi dan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan teknologi.

Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian yang hadir dalam rapat tersebut, mengaku optimis mendengar paparan Nadiem. Meski awalnya, dia juga sempat ragu. Inilah pandangan Hetifah tentang Nadiem.

Ada komponen masyarakat yang kurang yakin Nadiem mampu memajukan pendidikan...

Wajar kalau ada sebagian kalangan atau sebagian besar mendengar Nadiem, surprise. Tetapi, kalau meragukan, kita berikan kesempatan dulu dong. Ketika mendengar secara langsung dari Nadiem, banyak juga hal yang tadinya saya ragukan, ternyata tidak perlu lagi.

Baca juga : Orang Aceh Barat Selatan Pengin Buat Provinsi Barsela

Alasannya apa?

Hari Rabu (6/11) kemarin, dia mengemukakan sendiri, paradigma pendidikan seperti apa. Saya lihat, banyak bagusnya juga, yang mungkin awalnya kita agak ragu-ragu. Tetapi, kita mesti memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk mencoba.

Selain itu, kesuksesan dia juga bukan karena dirinya sendirian. Kalau team work-nya bagus, kemudian partipasi publik bagus, masukan-masukan diterima secara terbuka, terus dia juga belajar cepat, saya rasa kita tidak usah khawatir. Bisa saja, semua menteri ada orang yang setuju dan tidak setuju. Pasti ada pro kontra.

Anda optimis Nadiem bisa memimpin Kemendikbud?

Saya lebih optimis setelah mendengar. Sepertinya, dia akan fokus di teknologi, tanpa melupakan pendidikan karakter. Bagi dia, pendidikan karakter itu penting. Terus, dengan memanggil forum silaturahmi, dia juga melibatkan banyak civil society. Saya senang, sejauh ini masih positif. Mungkin pendapat saya berbeda dengan teman-teman yang meragukan itu.

Bagaimana dengan penilaian terhadap Nadiem yang dianggap belum memiliki pengalaman di bidang pendidikan?

Walaupun muda, tetapi progres dia dalam beberapa hari ini sudah bagus awalnya. Dia jauh lebih menguasai masalah. Banyak yang mengira dia kurang berpengalaman di bidang pendidikan. Namun, wawasan dan paradigmanya bagus, karena dia cepat belajar orangnya.

Kita di DPR terus mengawasi, tidak diam. Kami juga punya fungsi mendampingi, mengawasi. Jadi, kita lihat dan beri kesempatan dulu.

Baca juga : Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, TNI Siap Koordinasi Dengan Polri

Apakah peran Nadiem di teknologi akan berpengaruh positif untuk pendidikan?

Begini, pendidikan kita belum merata. Kelebihan dia itu, akan bisa menciptakan suatu pemanfaatan teknologi untuk pemerataan. Saya membayangkan dia bisa menggenjot online learning sampai ke daerah-daerah terpencil, seperti Dapil saya yang anak sekolahnya jalan kaki sepanjang 20 kilometer. Teknologi bisa membantu.

Tetapi, dia harus bisa kerja sama dengan Kominfo untuk teknologinya.

Dia juga sudah berpengalaman menciptakan lapangan kerja. Kita juga ingin lulusan kita nanti bisa siap kerja. Sehingga, penggangguran jauh lebih kecil, itu juga kelebihan dia. Nah, yang lebih baik dari dia juga belum tentu sempurna. Dia sudah banyak kelebihannya daripada kekurangannya. Makanya, kita coba dulu.

Apakah diperlukan wakil menteri untuk membantu Nadiem?

Nanti dilihat saja.

Maksudnya bagaimana?

Saya melihat, teman-teman yang mantan birokrat juga sangat banyak memberikan masukan dan terlibat dalam timnya Nadiem. Banyak juga teman-teman aktivis civil society, lembaga kajian yang senang hati membantu Nadiem.

Baca juga : PKn Bakal Dipisahkan dengan Pendidikan Pancasila

Sebenarnya, kalau proses partisipasinya juga bagus, banyak orang yang mau bantu. Cuma, mekanismenya saja. Tidak harus ada wamen juga. Wamen nggak mesti buru-burulah.

Memangnya kenapa?

Supaya orangnya tepat. Kalau memang nanti dirasa ada satu kekurangan Nadiem, nanti bisa diisi oleh orang yang sesuai. Daripada buru-buru, misal dari partai ini-partai ini, eh ternyata orangnya nggak cocok. Ditunggu saja, nggak usah buru-buru.

Nanti biar dari proses ini kita tahu, kekosongannya ada dimana. Tapi sepertinya, sekarang ini jalan saja. Yang mungkin agak sulit sepertinya restrukturisasi. Ini butuh sedikit waktu agar lebih smooth.

Pengamat Pendidikan Profesor Arief Rachman mengatakan, Wakil Menteri Pendidikan bisa dari kalangan akademisi agar bisa bekerja sama dengan Nadiem. Pandangan Anda?

Jangan buru-buru. Kalau dari akademisi kan bisa saja dari Dirjen-nya. Misalnya dari Kemenristekdikti. Itu juga banyak yang background-nya dari perguruan tinggi, profesor-profesor. Itu nanti bisa membantu Nadiem. Menjadi eselon I-nya Nadiem. Bisa menjadi Sekjen, Dirjen. Bisa saja itu. [NNM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.