Dark/Light Mode

Apakah Klub Presiden Perlu Jadi Lembaga Formal?

Profesor Nasaruddin Umar: Takutnya Tabrakan Sama Yang Sudah Ada

Rabu, 15 Mei 2024 07:40 WIB
Prof Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal. (Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id)
Prof Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal. (Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id)

 Sebelumnya 
Apakah presidential club perlu dilembagakan secara formal?

Takutnya, itu bertabrakan dengan lembaga yang sudah ada. Belum tentu juga Presiden-Presiden itu mau dilembagakan.

Kenapa para mantan Presiden tidak mau klub presiden dibentuk jadi lembaga formal?

Karena, konsekuensinya, kalau itu dilembagakan, mereka merelakan dirinya untuk bermain di level bawah. Padahal, mereka sudah tinggi. Mereka tidak mau mengotori tangannya lagi.

Baca juga : Kelas BPJS Kesehatan Tidak Dihapus, Kualitas Dinaikkan

Lebih baik informal ya?

Kalau lembaganya informal, maka akan menjadi referensi dan lebih elegan.

Apa kelemahannya jika dibuat lembaga formal?

Kalau diformalkan, langkah politiknya susah lagi, karena mereka guru bangsa. Kalau mengurus lembaga formal, maka akan terkontaminasi kepentingan politik. Guru bangsa tidak ada lembaganya.

Baca juga : Prabowo Sudah Punya Pertimbangan Matang

Secara umum, bagaimana tanggapan Anda mengenai presidential club?

Di Amerika Serikat ada wadah-wadah seperti itu. Setiap mantan presiden kan punya gagasan yang mirip dengan itu. Di Eropa juga ada kemiripan dengan hal itu. Seperti di Amerika Serikat, ada di Partai Demokrat dan di Partai Republik. Ada kolaborasi.

Bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia mungkin berbeda. Bagi saya, membuka peluang saling berjumpa satu sama lain, itu lebih baik. Tidak ada ruginya kalau para mantan Presiden saling bertemu.

Baca juga : Yuk, Lindungi Generasi Emas Dari Bahaya Rokok

Jadi, tidak ada masalah ya?

Kalau untuk membicarakan kemaslahatan negara, justru itu yang kita harapkan. Para mantan Presiden punya pengalaman yang sangat panjang, sangat jauh. Tentu bisa mengintip permasalahan-permasalahan apa yang luput dari pemantauan eksekutif dan legislatif.

Apalagi, Indonesia sangat besar. Pemahaman perbendaharaan keilmuan para mantan Presiden itu, seperti perpustakaan besar. Rugi kalau kita tidak membacanya. EDY

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 2, edisi Rabu, 15 Mei 2024 dengan judul "Apakah Klub Presiden Perlu Jadi Lembaga Formal?, Profesor Nasaruddin Umar: Takutnya Tabrakan Sama Yang Sudah Ada"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.