Dark/Light Mode

Strategi Pemanfaatan Lahan Terlantar Eks HGU

Ini Upaya Menarik Kaum Muda Ke Sektor Pertanian

Rabu, 15 Desember 2021 00:22 WIB
Sugeng Budiharsono dan Marcelino R Pandin. (Foto: ist)
Sugeng Budiharsono dan Marcelino R Pandin. (Foto: ist)

 Sebelumnya 
(3) pemerintah menyediakan lahan, aturan perundang-undangan yang mendukung, termasuk anggaran kepada perguruan-perguruan tinggi pertanian untuk menghasilkan inovasi; (4) perbankan mendukung pembiayaan dengan kredit terjangkau, ditopang dana jaminan dari lembaga pemerintah.

(5) sumber daya alam dan lingkungannya, jangan lagi sebagai obyek, tapi sebagai subyek, agar tetap terjaga dan lestari; (6) akses luas ke e-commerce, untuk memotong mata rantai distribusi, agar petani dapat memasarkan hasil pertanian dan olahannya.

(7) modal sosial masyarakat, para petani dan keluarganya memperoleh manfaat positif dari lahan HGU; dan (8) jejaring usaha besar, di dalam dan luar negeri. 

Hal lain yang juga penting, pelibatan pengusaha. Sebagai bagian dari kewirausahaan sosial, pengusaha dalam negeri diarahkan untuk memberikan bimbingan, pendampingan kepada para pebisnis pemula. Sedangkan pengusaha di luar negeri, mendukung ekspor produknya. Delapan komponen ini berkelindan dan berkolaborasi dalam Octuple Helix of Innovation.

Baca juga : Akselerasi Pembangunan Pariwisata, Sandiaga Terapkan Inovasi, Adaptasi, Dan Kolaborasi

Inti kolaborasi adalah perguruan tinggi, pengusaha pemula dan UMKM, pemerintah, perbankan serta sumber daya alam dan lingkungan. Kelima komponen ini diharapkan menghasilkan inovasi berbasis lingkungan dan berbiaya rendah (low cost eco-innovation). Eko-inovasi ini akan menjamin keberlanjutan usaha sehingga bisnis pertanian dan turunannya meningkat dan dapat berdaya saing di pasar domestik maupun luar negeri. 

Kolaborasi ini bukan sekedar basa-basi. Hanya tanda tangan MoU, lalu dimasukan laci tanpa aksi. Peran Pemda sangat diperlukan menjadi pemampu, orkestrator dan mobilisator. Meski di sisi lain bisa jadi penghambat.

Pengembangan usaha pertanian dari lahan eks HGU bisa dikembangkan dalam bentuk klaster pertanian, yaitu menghimpun para pengusaha dalam suatu klaster yang manajemennya berasal dari mereka sendiri. Manfaatnya, sebagai berikut: (1) Posisi tawar mereka jadi lebih kuat; (2) Membantu mencapai skala ekonomi; (3) Transfer pengetahuan dan keterampilan serta menarik tenaga kerja untuk masuk ke dalam klaster.

(4) Menciptakan lingkungan yang kreatif untuk mendorong tumbuhnya inovasi dan kerja sama; dan (5) Memperluas jaringan dan meningkatkan akses terhadap sumber informasi. 

Baca juga : Komisi IV Nanya Penerimaan Negara Dari Sektor Kehutanan

Selain itu, klaster pengusahaan komoditas dilakukan dari mulai hulu (upstream), pengolahan (middlestream), sampai kepada pemasaran (downstream). Bahkan ini bisa terkait dengan sektor lain, misalnya pariwisata. Sehingga, terjadi integrasi rantai nilai vertikal dan horisontal (integrated vertical and horizontal value chain).

Pada akhirnya, pemanfaatan lahan-lahan eks HGU terlantar, akan mengurangi pengangguran, meningkatkan produksi pertanian, meningkatkan devisa, mensejahterakan masyarakat dan memperkuat perekonomian nasional.

Oleh:

Sugeng Budiharsono, Anggota Komunitas Berbagi Ilmu

Baca juga : Prabowo Tancap Gas Industri Pertahanan Lokal

Marcelino R Pandin, Wakil Ketua Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.