Dark/Light Mode

Omicron Makin Ngamuk Di Ibu Kota

Berbahaya Dan Tak Efektif, Please Stop PTM 100 Persen

Jumat, 28 Januari 2022 07:20 WIB
Sejumlah siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. (Foto: Putu Wahyu Rama/RM).
Sejumlah siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. (Foto: Putu Wahyu Rama/RM).

RM.id  Rakyat Merdeka - Guru dan orangtua mulai khawatir dengan terus meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron di Ibu Kota. Mereka usul Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen distop dulu, diubah dengan skema blending learning.

Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Kepala Daerah di wilayah aglomerasi menerapkan pembelajaran kembali dengan skema blended learning alias PTM terbatas.

Baca juga : Kasus Omicron Meningkat, Laga Indonesia Dan Timor Leste Dipastikan Digelar Tanpa Penonton

“Kami memohon agar Pak Anies mengembalikan kepada skema PTM Terbatas 50 persen. Dengan metode belajar blended learning, sebagian siswa belajar dari rumah, dan sebagian dari sekolah. Metode ini efektif mencegah learning loss sekaligus life loss,” kata Satriwan Salim, Koordinator Nasional P2G melalui keterangan tertulis, Rabu (26/1).

Desakan tersebut, dijelaskannya, menyikapi kasus Covid-19 di Jakarta yang terus melonjak. Dalam situasi saat ini, PTM juga tidak efektif.

Baca juga : Substitusi Impor Berjalan Efektif, Ginsi Apresiasi Kemenperin

Data P2G menyebut, ada beberapa sekolah di Jakarta sudah menghentikan PTM 100 persen sebanyak 2 kali, dalam jarak waktu 2 minggu karena siswanya positif Covid-19. “Ini kan tidak efektif,” ungkapnya.

Ia menilai, pelaksanaan PTM 100 persen tidak sepenuhnya aman, lancar, dan efektif. Apalagi, P2G masih menemukan banyak pelanggaran protokol kesehatan (prokes). Contohnya, ada sekolah susah menerapkan jaga jarak karena ruang kelasnya kecil, tidak sebanding dengan jumlah siswa. Lalu, ada sekolah yang tak memiliki ruang sirkulasi. Ada juga persoalan ventilasi udara tidak dibuka karena kelas menggunakan pendingin. Belum lagi, masalah siswa berkerumun dan nongkrong sepulang sekolah. Lalu, ada kantin sekolah buka secara diam-diam.

Baca juga : Pemberlakuan Ganjil Genap Sebaiknya Distop Dulu Deh

“Kondisi demikian akibat lemahnya pengawasan dari Satgas Covid-19 dan dinas terkait. Kedisiplinan terhadap prokes harus terus digaungkan, mulai dari rumah, di jalan, angkutan umum, di sekolah, dan pulang sekolah,” ujarnya.

Menurut Satriwan, PTM terbatas tidak sulit diterapkan karena guru dan siswa di DKI Jakarta sudah berpengalaman. Para guru dan siswa juga rata-rata sudah memiliki infrastruktur digital seperti gawai pintar, laptop, atau komputer.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.