Dark/Light Mode

Penuhi Kebutuhan Ekspor Di Asia dan Eropa

Produk Kakao Koperasi KSS Jaminan Mutu

Jumat, 14 Juni 2019 06:05 WIB
Komoditas kakao menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia. (Foto : istimewa)
Komoditas kakao menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia. (Foto : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia, menjadi salah satu negara yang banyak mengekspor produk kakao ke berbagai negara Asia dan Eropa. Kalau ditanya kualitas, hampir rata-rata produk kakao asal Indonesia memiliki jaminan mutu.

Salah satu produk kakao yang kualitasnya tak diragukan lagi datang dari Desa Nusasari, di Kabupaten Jembrana, Bali. Produksi kakao oleh Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS) berhasil menembus pasar kakao dunia. Komoditas kakao produksi para petani di Bumi Mekepung ini telah mendapat pengakuan dari lembaga uji mutu internasional.

Ketua Koperasi KSS Ketut Wiadnyana menceritakan, untuk bisa menembus pasar internasional, perlu dilakukan perbaikan mutu dan target demi menembus pasar ekspor. “Koperasi KSS juga kerap mengikuti bimbingan teknis yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM,” katanya kemarin kepada Rakyat Merdeka.

Baca juga : Penuhi Kebutuhan BBM Saat Macet, Tim Motoris Pertamina Bantu Pemudik

Tak hanya itu, koperasi juga mengikuti Program Kakao Lestari, yang berujung diraihnya sertifikat UTZ (organisasi nirlaba independen asal Amsterdam) pertama di Indonesia, yaitu serifikasi halal kakao ber- kelanjutan yang diakui secara internasional. “Sertifikasi UTZ mengadopsi sistem berkelanjutan, mampu menempatkan posisi tawar kakao semakin kuat dalam mata rantai produksi sampai dengan pemasaran,” sebutnya.

Dampak dari sertifikasi tersebut, imbuh Ketut, Koperasi KSS berhasil mengekspor produk kakao fermentasi ke beberapa negara seperti Prancis, Finlandia dan Jepang. Selain itu, biji kakao fermentasi dari Jembrana ini juga mendapatkan pengakuan Cacao Of Excellence yang diselenggarakan oleh Biodiversity International, yang didukung oleh Salon Du Chocolat di Paris, pada 2017.

Saat ini koperasi memiliki luas lahan 619 hektare (ha) yang dikelola oleh koperasi, dengan menargetkan produksi pada tahun ini sebanyak 75-100 ton. Koperasi KSS juga melakukan kerja sama bidang pemasaran dengan PT Cau Coklat Internasional, yang merupakan buyer kakao fermentasi bersertifikat organik.

Baca juga : Sarinah Ngarep Produk Lokal Tembus Pasar Internasional

Hasil kerja sama tersebut, pada 2018, PT Cau Coklat Internasional menjamin tersedianya pasar yang berkelanjutan bagi biji kopi fermentasi yang dihasilkan Koperasi Kakao Kerta Samaya Samaniya. “Hingga kini, kami berhasil mencatatkan omzet pada 2017 sebesar Rp 1,75 miliar, kemudian meningkat menjadi Rp 1,82 miliar pada 2018. Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya kini menjadi koperasi kebanggaan bagi daerah Jembrana, Bali yang berbasis kemasyarakatan dan gotong royong,” ucapnya.

Ketut melanjutkan, apa yang dicapai koperasinya yang berdiri 2006 ini tidaklah mudah. Koperasi KSS pernah menelan pil pahit karena buah kakao di lahan seluas 600 ha diserang hama yang menyebabkan kerugian besar. Namun dia bangkit dan berupaya bagaimana pun caranya, tak akan membiarkan koperasi ter- puruk karena masalah tersebut.

“Koperasi Kerta Semaya Samaniya didirikan dengan tujuan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga setempat, meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Harus ada semangat perubahan sehingga koperasi terus maju,” katanya.

Baca juga : KKP Ekspor Patin Ke Arab

Sebagaimana diketahui, kakao merupakan bahan baku utama cokelat, menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Badan Karantina Pertanian (BKP) Kementerian Pertanian mencatat, ada lima negara tujuan utama ekspor kakao dari Indonesia selama periode Januari-Juni 2018. Malaysia menjadi negara pengimpor kakao dari Indonesia. Pada kuartal I-2018, permintaan dari Negeri Jiran Malaysia mencapai 46,4 juta ton.

Selanjutnya, ada Amerika Serikat sebanyak 39,2 juta ton. Lalu Indonesia mengirim cokelat ke India sebanyak 11,2 juta ton dan ke China 10,8 juta ton. Terakhir ada Filipina yang juga menjadi negara tujuan ekspor coklat dari Indonesia sebanyak 8 juta ton. Harga biji kakao saat ini juga dinilai sangat menguntungkan yakni 2.300 dolar AS per ton (Rp 32,8 juta). Dalam dua bulan be- lakangan harga stabil di kisaran 2.100 dolar AS per ton (Rp 29,9 juta). Kenaikan harga ini dinilai karena permintaan global yang naik. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.