Dark/Light Mode

Kisah Sukses Petani Banyuwangi Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah Berkat Listrik PLN

Rabu, 9 Februari 2022 09:20 WIB
Kemudahan jaringan listrik disusul dengan penerapan Electrifying Agriculture meningkatkan omzet para petani buah naga di Banyuwangi. (Foto : PLN)
Kemudahan jaringan listrik disusul dengan penerapan Electrifying Agriculture meningkatkan omzet para petani buah naga di Banyuwangi. (Foto : PLN)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT PLN (Persero) sukses mendukung peningkatan produktivitas petani buah naga melalui program Elecctrifying Agriculture. Kelompok Petani Buah Naga (Panaba) Banyuwangi menjadi salah satu kelompok petani yang merasakan manfaat program ini.  

Keberhasilan para petani buah naga di Banyuwangi ini tidak terlepas dari peran Edy Purwoko, Ketua Panaba yang menginisiasi penerapan Electrifying Agriculture kepada rekan-rekannya.

Edy rutin mengedukasi para petani untuk memanfaatkan penggunaan lampu untuk meningkatkan produktivitas buah naga.

Melihat kegigihan dan komitmennya, tidaklah mengherankan jika Edy meraih Electrifying Heroes Silver Apreciation dalam ajang penghargaan Wirausaha Tangguh 2021 yang digelar PLN.  

Baca juga : Apresiasi Nakes, BNI Salurkan Bantuan Untuk Ratusan Perawat Dan Bidan.

Edy merupakan salah satu generasi awal petani di Banyuwangi yang membudidayakan buah naga. Dari penuturannya, tanaman buah naga masuk sekitar tahun 2009.  

Perlahan namun pasti, segar dan ranumnya buah naga mulai membuat kesengsem masyarakat. Sayang, di saat permintaan terus tumbuh, produktivitas tanaman buah naga masih rendah sehingga tidak bisa memenuhi permintaan pasar.  

Bertahun-tahun membudidayakan buah naga, Edy dan beberapa petani lain menemukan satu fenomena, tanaman buah naga yang berdekatan dengan lampu lebih produktif dan kerap berbuah di luar musim.

Entah itu lampu di teras rumah, pekarangan, maupun lampu penerangan jalan. Dari temuannya tersebut, pada 2014 Edy dan sejumlah petani lainnya lantas melakukan percobaan.

Baca juga : Terima Suap Proyek Rp 786 Juta, Bupati Langkat Ditersangkakan KPK

Mereka memasang lampu di kebun-kebun yang berdekatan dengan aliran listrik.

"Terbukti, terang lampu itu meningkatkan produktivitas tanaman buah naga. Di antaranya, memperpanjang durasi masa panen," papar Edy.  

Alhasil, produktivitas mereka meningkat dari 14 ton per hektare menjadi 26 ton per hektare. Pendapatan pun meningkat dari Rp 42 juta per hektare per tahun, menjadi Rp 390 juta per hektare per tahun.  

"Ini termasuk buah naga yang berbuah di luar musim, dengan harga rata-rata tahunan Rp 10 ribu per kilogram," sebutnya.

Baca juga : MR.DIY Salurkan Bantuan Rp 300 Juta Dan 2 Ton Beras Untuk Korban Semeru

Melihat percobaannya sukses, para petani lain pun mulai memasang lampu di kebun-kebun yang jauh dari aliran listrik PLN. Meski mahal tapi mereka tetap nekat.

Sebab, lampu di kebun terbukti meningkatkan produktivitas nyaris dua kali lipat, dan tak kalah pentingnya, berbuah di luar musim sehingga harganya tinggi.  

“Petani di Banyuwangi itu dikenal sebagai petani wani, pemberani. Berani modal asal hasilnya setimpal. Di kampung saya ini ada empat gardu induk, itu khusus untuk penerangan lampu di kebun,” ujarnya.  
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.