Dark/Light Mode

Buka Pasar Baru, Malu-maluin Kalau Tak Bisa Kalahin Malaysia Dan Vietnam

Minggu, 16 Juni 2019 07:34 WIB
Ilustrasis Industri Manufaktur.
Ilustrasis Industri Manufaktur.

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah berjanji membuka pasar baru agar kinerja ekspor tetap terjaga. Tak mau kalah agresif dari Vietnam dan Malaysia. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, pihaknya akan mempermudah proses ekspor seluruh produk industri manufaktur. 

Kebijakan ini diterapkan untuk mendorong ekspor hasil industri Indonesia yang saat ini sedang lesu. “Dari kami (Kemendag) kebijakan-kebijakan tentang ekspor itu dipermudah,” ujar Oke di Jakarta. 

Menurutnya, kebijakan tersebut sekaligus memanfaatkan perang dagang untuk menggenjot ekspor ke Amerika maupun China yang saat ini sedang berseteru. 
Oke menjelaskan, agar ekspor makin lancar, pengaturan kode uraian barang atau harmonized system (HS)untuk ekspor telah dilonggarkan Kemendag. Langkah ini juga untuk mendorong industri mengembangkan pasar mancanegara. 

“Dari 11 ribu HS yang diatur hanya di bawah 900-an lah yang diatur ketat ekspornya. Kalau impor kan hampir 48 persen kita atur, sekitar 5.200-an,” tutur dia. 

Baca juga : Lebaran Di Madura, Mahfud MD Khusyuk Berdoa Di Makam Ayahanda

Oke juga meminta pengusaha berperan aktif memanfaatkan perang dagang untuk meningkatkan ekspor. Pemerintah akan siap sedia memfasilitasi dengan berbagai kebijakan yang mendukung perdagangan ke luar negeri. 

Namun, kata Oke, pelaku usaha tidak boleh memanfaatkan jalan pintas hanya lantaran melihat peluang momentum perang dagang. Karena Indonesia nantinya bisa dituduh melakukan tindakan circumvention atau pemindah kapalan ekspor dari negara lain, apabila melakukan hal tersebut. 

“Mekanisme yang tidak diinginkan adalah terjadi circumvention. Kita lihat yang dituduhkan AS terhadap China melalui Vietnam. Sebab itu, kita harus manfaatkan perang dagang. Tapi jangan lewat doang, harus masuk ke sini dan diekspor,” tegasnya. 

Menteri Perdagangan ¬Engartiasto Lukita mengatakan, dampak negatif perang dagang AS dan China dipastikan memukul kinerja ekspor berbagai negara. Hal itu akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara global.“Tidak ada satu pun negara yang mengatakan ekspornya meningkat saat ini,” kata ¬Enggar. 

Baca juga : Ternyata, Pemberian Barang Mewah Kepada Bupati Sri Adalah Saran Orang Dekatnya

Dia mencontohkan, perang dagang berimbas terhadap melorotnya ekspor perusahaan teknologi asal China, Huawei. Ekspor yang turun tersebut disebabkan adanya pelarangan yang dilakukan AS terhadap komponen yang digunakan sebagai produksi dari berbagai negara termasuk AS. 

Sebab, industri komponen tersebut juga ada yang diproduksi di AS. Menurut Enggar, jika harga komponen tersebut naik, itu bakal memicu inflasi dan daya beli masyarakat akan terganggu. 

“Efek perang dagang apabila tensinya tidak menurun bakal terus mempengaruhi kinerja ekspor seluruh negara di dunia. Makanya, Indonesia harus terus menggenjot peningkatan ekspor dengan membuka pasar baru,” ujarnya. 

Enggar juga menjamin, pemerintah Indonesia akan terus menjaga pasar lama sambil terus mempercepat sejumlah perjanjian kerja sama dengan negara pasar baru atau nontradisional. 

Baca juga : Amerika Hanya Bisa Geram

Dia mencontohkan, Vietnam dan Malaysia sangat agresif membuka pasar baru sehingga Indonesia perlu bergerak cepat agar tidak tertinggal. Adanya perang dagang, kata dia, secara tidak langsung menciptakan krisis kepercayaan atas sistem perdagangan secara multilateral. Sehingga, hampir seluruh negara global menjalankan sikap proteksi terhadap produk impor ke negaranya.

Untuk itu, dalam pertemuan menteri-menteri dalam forum G20 di Jepang beberapa waktu lalu, Indonesia secara khusus memberikan masukan agar proteksionisme perdagangan dapat diturunkan. “Hal ini penting, terutama bagi negara-negara berkembang supaya ekspor kita tidak turun,” tegas dia. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.