Dark/Light Mode

Erick Thohir Genjot Hilirisasi BUMN Tambang, Pengamat: Untuk Berikan Nilai Tambah

Jumat, 25 Februari 2022 10:53 WIB
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan/Ist
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menggenjot hilirisasi sumber daya alam melalui Holding BUMN Industri Pertambangan, demi mewujudkan Indonesia yang mandiri dan mengurangi ketergantungan produk impor.

Menurut Erick, dengan hilirisasi kita tidak perlu lagi mengekspor bahan baku mentah, melainkan barang setengah jadi atau jadi yang menjadikannya lebih kompetitif.

Progres dari hilirisasi itu seperti pembangunan smelter oleh PT Freeport di Gresik, Jawa Timur, lalu PT Timah bangun smelter di Bangka Barat, Bangka Belitung. 

Kemudian, hilirisasi batubara di Muara Enim, Sumatera Selatan dan pembentukan Indonesia Battery Corporation (IBC).

Baca juga : Erick Thohir Buka Peluang Mahasiswa Ikut Kembangkan Vaksin Di Biofarma

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menganggap, terobosan yang dilakukan Erick Thohir untuk menggenjot hilirisasi terhadap produk-produk pertambangan, sudah sangat tepat.

Hilirisasi pertambangan itu memang sangat penting karena sudah saatnya kita cukuplah jual tanah secara raw matrial, setelah sekian puluh tahun kita melakukan itu. Program hilirisasi ini buat saya sudah sangat benar dan tepat sekali,” ujar Mamit, Jumat (25/2).

Menurut Mamit, program hilirisasi ini dapat memberikan nilai tambah terhadap material-material minerba, mineral dan batubara serta menimbulkan efek berganda, seperti penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi.

Diharapkan, nanti ada multiplier effect yang bisa dihasilkan seperti pembangunan smelter. 

Baca juga : Lawan Politisasi Agama Dengan Perkuat Jalinan Ulama Dan Umara

“Ada tenaga kerja terserap. Sehingga akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi secara nasional dan pertumbuhan ekonomi di sekitar daerah tempat pembangunan,” ulasnya.

Selain itu, kata Mamit, hilirisasi juga berdampak positif terhadap penerimaan negara. Sebab, dengan sudah menjadi dalam bentuk raw material, akan memiliki nilai yang jauh lebih mahal harganya jika dibandingkan hanya mengekspor dalam bahan tambah mentah.

Selain itu, adanya hilirisasi juga bisa mengoptimalkan semua turunan produk pertambangan yang terkandung di dalamnya.

Karenanya, Mamit optimis hilirisasi efektif menekan impor dan mengurangi ekspor bahan tambang mentah. Asalkan pemerintah dapat memberikan harga yang kompetitif terhadap produk yang dihasilkan dari hilirisasi tersebut agar terserap oleh industri dalam negeri.

Baca juga : Omicron Melonjak, UGM Tambah Tempat Isoman Untuk Pasien Covid-19

“Salah satu penyebab utama dari orang membeli impor adalah harga. Kadang harga produk dalam negeri ini masih jauh lebih mahal jika dibandingkan produk impor, makanya saya bilang perlu proteksi dari pemerintah,” jelasnya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.