Dark/Light Mode

Digelar Daring, AII Fasilitasi 13 Inventor Hilirisasi Hasil Penelitian GRS

Rabu, 23 Maret 2022 12:28 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

 Sebelumnya 
Prof Didiek mengungkapkan, hingga kini sudah ada beberapa investor yang berminat pada hasil penelitian para inventor yang diwujudkan dalam letter of intent (LoI), lalu dilanjutkan ke tahap tandatangan kerja sama (MoU) dan SPK.

"Semoga investor yang sudah menyampaikan LoI bisa segera ditingkatkan menjadi MoU dan SPK. Setelah itu dilakukan persiapan pasarnya. Sehingga produk tersebut memiliki nilai ekonomi yang riil," harapnya. 

Ditegaskannya, semua hasil penelitian yang akan ditampilkan bersifat tidak eksklusif. Artinya, satu produk bisa diminati banyak investor.

Baca juga : Indonesia Bisa Gelar Pemilu Meskipun Di Saat Pandemi

"Selagi belum ada kerja sama secara resmi, maka terbuka peluang bagi para investor untuk menyatakan ketertarikannya ada produk tersebut. Prosesnya tidak kaku. Yang memenuhi kriteria yang akan dipilih," ucap Prof Didiek.

Dia menambahkan termasuk urusan royalti. Hal itu bisa dinegosiasikan bersama antara inventor, investor, BPDPKS dan lembaga yang menaungi para inventor. "AII tidak ambil bagian dalam urusan ini. Sebagai organisasi, AII bertugas membantu anggotanya," ucapnya.

Ada 13 hasil penelitian yang bisa menarik perhatian untuk dikomersialisasikan para investor. Pertama, penelitian berjudul lawan serangan jamur ganoderma pada kelapa sawit dengan drone.

Baca juga : CIMB Niaga Syariah Rilis Program Investasi Haji Muda

Kedua, dari limbah kelama sawit jadi material hebat nano crystal. Ketiga, plastik dari limbah sawit yang bisa terurai alami. Keempat, busa pemadam kebakaran dari minyak sawit.

Lalu kelima, timah organik dari residu minyak sawit membuat pipa PVS bebas timbal. Keenam, dari biomassa ke biorefineri menjadi bioenergi. Ketujuh, kayu lapis dari batang pohon sawit. Kedelapan, kilang nabati mengubah batang pohon sawit jadi gula dan karbohidrat.

Kemudian kesembilan, produksi suplemen pakan ternak lemak kalsium berbahan baku PFAD. Kesepuluh, MDAG bahan makanan sehat berbasis sawit. Kesebelas, pupuk bio-silika untuk kelapa sawit agar tahan kekeringan.

Baca juga : Dipo Alam: Ironis, Kok Politik Industrialisasi Ditinggalkan..!

Keduabelas, revolusi cara menentukan waktu panen kelapa sawit. Dan terakhir, ketigabelas, adalah sortir dan grading cepat buah sawit dengan pencitraan spektral. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.