Dark/Light Mode

Menteri Teten: Sudah Waktunya Kacang Koro Jadi Substitusi Kedelai Impor

Jumat, 1 April 2022 22:34 WIB
Pembukaan acara Festival Olahan Pangan Lokal Berbasis Kacang Koro, di Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/4). (Foto: Dok. Kemenkop UKM)
Pembukaan acara Festival Olahan Pangan Lokal Berbasis Kacang Koro, di Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/4). (Foto: Dok. Kemenkop UKM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki tancap gas mengembangkan perkebunan kacang koro berbasis koperasi di Indonesia. Di mana kacang koro bisa menjadi substitusi kedelai impor.

Hal ini dilakukan sebagai upaya menyiasati terus melonjaknya harga komoditas kedelai. Diketahui, 95 persen kebutuhan kedelai nasional dipasok dari impor. Dari jumlah itu, 60 persen di antaranya diserap untuk produksi tempe dan tahu dalam negeri. Diperkirakan hingga Juli 2022, harga kedelai impor diproyeksi terus melonjak.

"Kacang koro sebagai dikembangkan sebagai substitusi kedelai impor. Gerakan Koronisasi akan terus kita gaungkan," yakin Teten, pada pembukaan acara Festival Olahan Pangan Lokal Berbasis Kacang Koro, di Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/4).

Baca juga : Menteri Teten Harap Sarinah Jadi Rumah Bagi UMKM Lebih Berkelas

Ia mengajak para perajin tempe dan tahu untuk kreatif dengan tidak selalu mengandalkan bahan baku produksinya pada kedelai impor. Terlebih lagi, pasokan kedelai dari Amerika Serikat (AS) alami kendala karena cuaca. Sehingga, harga kedelai terus merangkak naik.

Menurut Teten, kacang koro berpeluang untuk dikembangkan menjadi salah satu komoditas strategis penunjang ketahanan pangan Indonesia, karena memiliki aneka kelebihan. Mudah dibudidayakan secara monokultur maupun tumpang sari dan adaptif pada lahan kering.

“Sumedang menjadi pilot project pengembangan budidaya kacang koro yang dikembangkan bersama Koperasi Paramasera," ungkapnya.

Baca juga : Menperin: Chromebook 4G LTE TSM Bisa Percepat Program Subtitusi Impor

Lebih dari itu, tingginya harga dan ketergantungan pada impor, patut menjadi momentum komitmen untuk mendorong dan mengembangkan bahan baku lokal non kedelai. Bahkan kacang koro tidak hanya untuk pembuatan tempe dan tahu.

Ada ratusan lebih menu pangan yang bisa dihasilkan dari bahan baku kacang koro. Di antaranya untuk kebutuhan pangan, setelah diolah menjadi tepung dan sebagai salah satu sumber protein penting bagi pakan ternak.

Teten berharap, partisipasi aktif dari pimpinan daerah dan stakeholder untuk mendukung pengembangan budidaya Kacang Koro, sangat dibutuhkan. Misalnya, melalui penyediaan lahan yang cukup.

Baca juga : KSP: Harga Barang Naik, Saatnya Kurangi Konsumsi Produk Impor

Dalam hitungannya, jika konsumsi tempe dan tahu perorang adalah 7 kg pertahun, maka 273,5 juta penduduk Indonesia membutuhkan 1.914 juta ton pertahunnya.

Dengan potensi 4 ton produksi Kacang Koro per hektar, maka setiap kabupaten/kota perlu menyediakan lahan sekitar 1.000 hektar. Disini, koperasi dapat berperan sebagai konsolidator sekaligus agregator para perajin Kacang Koro.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.