Dark/Light Mode

Pembangunan BTS Tak Capai Target, Pengamat Minta Kinerja BAKTI Dievaluasi

Selasa, 12 April 2022 13:01 WIB
Ilustrasi menara BTS. (Foto: Ist)
Ilustrasi menara BTS. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate diminta mengevaluasi, kinerja Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (BAKTI) menyusul tidak tercapainya target pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di 4.200 desa 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) yang direncanakan selesai pada Maret 2022.

Menurut Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Kadafi, Menkominfo sebagai pengawas harus melakukan evaluasi terhadap kinerja BAKTI tersebut karena keterlambatan ini dapat menghambat program Nawacita yang dicanangkan Presiden Jokowi untuk membuka akses telekomunikasi di daerah 3T.

Mengingat anggaran dari pemerintah untuk pembangunan BTS USO ini sudah turun, seharusnya bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk memberikan layanan telekomunikasi masyarakat di daerah 3T

“Jika ada kendala atau potensi penyelewengan, Kominfo melalui Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika harus dapat segera melakukan investigasi mendalam," kata Uchok dalam keterangannya, Selasa (12/4).

Baca juga : Pengamat Apresiasi Kinerja KSP Moeldoko

Kata Uchok, dari 4.200 desa yang menjadi target pertama pembangunan BTS tersebut, harusnya selesai Desember 2021. Dengan alasan pandemi Covid-19 BAKTI meminta perpanjangan tenggat waktu hingga 31 Maret 2022.

Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, target pembangunan BTS tahap pertama yang dapat beroperasi baru ada di 1.791 desa. Dengan demikian masih ada sekitar 2.409 desa yag belum dibangun menara pemancar jarigan (BTS) 4G.

Di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini tentu akses telekomunikasi yang lancar sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang berada di 4.200 desa tersebut untuk bisa berkomunikasi dan terhubung dengan dunia luar.

Kata dia, belum tercapainya target pembangunan BTS oleh BAKTI tersebut juga diwarnai dengan kendala masalah pembayaran kepada pihak ketiga yang mengerjakan pembangunan proyek BTS di sebagian wilayah tersebut seperti yang telah diberitakan media sebelumnya.

Baca juga : Menkominfo Minta UMKM Tingkatkan Kualitas Produk

Menanggapi pemberitaan mengenai pembayaran proyek pembangunan BTS 4G di desa 3T, Uchok meminta Kementerian Keuangan menghentikan terlebih dahulu seluruh pencairan anggaran dari program-program BAKTI. Termasuk permintaan untuk meminta tambahan dana pembangunan jaringan backhaul. 

Sebelumnya, BAKTI memproyeksikan pengaktifan BTS 4G di 4.200 desa dapat terealisasi pada Maret 2022, mundur dari target yang ditetapkan di 2021.

Untuk menyelesaikan proyek tersebut, BAKTI membagi pembangunan BTS menjadi 2 tahap, yakni pertama, BTS 4G akan beroperasi di 4.200 desa dengan target penyelesaian 2021. Kedua, pembangunan BTS 4G di 3.704 desa dengan target penyelesaian proyek pada tahun ini.

Direktur Utama Bakti Anang Latif menjelaskan, perpanjangan waktu penyelesaian proyek sebagai akibat pandemi Covid-19 gelombang kedua di pada 2021. Hambatan lainnya adalah kondisi geografis di daerah 3T yang terjal dan sulit dijangkau. 

Baca juga : Demi Target 2022, Pertamina Hulu Energi Dorong Terobosan Agresif

Saat ini, kata dia, material penyusun infrastruktur BTS 4G sudah terkirim ke 4.200 lokasi tersebut. Untuk mencapai status on-air (aktif), dibutuhkan kesiapan mitra operator selular terpilih untuk mengintegrasikan layanannya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.