Dark/Light Mode

Bukan Ke Komoditas, Subsidi BBM Lebih Tepat Diberikan Ke Individu

Selasa, 19 April 2022 03:28 WIB
Ilustrasi. (IST)
Ilustrasi. (IST)

 Sebelumnya 
Dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR pada Rabu (13/4/2022) pekan lalu, Menteri ESDM Arifin Tasrif malah menyepakati penambahan kuota Solar dan Pertalite.

Dua jenis BBM yang masuk kategori subsidi dan penugasan itu dinaikkan kuotanya. Pertalite yang tahun ini diproyeksikan 23,05 juta kiloliter (KL) dinaikkan kuotanya 5,45 juta KL menjadi 28,5 juta KL. Sedangkan Solar naik dari proyeksi 15,1 juta KL menjadi 17,39 juta KL.

Hal ini akan meningkatkan impor keduanya karena kilang domestik hanya mampu memasok 55 persen kebutuhan nasional.

Baca juga : Bank DKI, Satu satunya Bank Daerah Terbaik Di Indonesia

Dalam Raker tersebut, Menteri ESDM menyampaikan strategi jangka pendek pemerintah pemerintah untuk menyesuaikan harga Solar, Pertalite, dan LPG 3 kg.

Hal ini merupakan dampak dari harga minyak mentah dunia yang melewati 100 dolar per barel sedangkan asumsi harga minyak Indonesia (ICP) 63 dolar per barel. Apalagi Indonesia mengimpor produk BBM dengan harga keekonomian.

Di sisi lain, sudah lebih dari tiga tahun Pemerintah tidak menyesuaikan harga BBM dan LPG yang sebenarnya dialokasikan untuk masyarakat berpenghasilan rendah itu.

Baca juga : BNPT Kebut Peresmian KTN Di 4 Provinsi

Terkait skenario kenaikan harga BBM dan LPG subsidi, Ardiyanto menyarankan, momentum yang tepat untuk penyesuaian harga BBM bergantung kemampuan budget pemerintah.

Namun yang bisa dipastikan saat harga naik mengikuti harga pasar dengan sendirinya konsumsi akan turun mencapai level optimum.

“Selama ini masyarakat kita karena harganya murah maka konsumsi terlalu banyak. Sementara dari sisi pemerintah tidak baik juga kalau membatasi kuantitas,” katanya.

Baca juga : Tumbuhkan Semangat Kreativitas, Ini Yang Dilakukan Teman Sandi Di Sumut

Untuk mengurangi shock perekonomian, tambah Ardiyanto, kenaikan harga BBM bisa dibedakan antara produk yang memiliki ikutan lebih besar, seperti Solar dengan menurunkan subsidi atau kenaikan harga lebih landai dibandingkan BBM untuk kendaraan pribadi.

“Idealnya tidak ada subsidi komoditi, tapi karena sudah telanjur supaya dampaknya tidak terlalu drastis, subsidi untuk kendaraan pribadi bisa lebih kecil,” ujarnya. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.